Hal ini tercermin dari hasil survei yang digelar Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) dalam jumpa pers di Hotel Four Seasons, Jalan Setiabudi, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (9/1/2014).
Survei ini dijaring dari 1.220 responden dari 33 provinsi yang mewakili populasi seluruh warga Indonesia yang punya hak pilih dalam pemilu. Survei digelar dengan wawancara tatap muka yang dilaksanakan 19-27 Desember 2013. Margin error +/- 2,9% pada tingkat kepercayaan 95%.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Komitmen pada Demokrasi
Apakah demokrasi itu sistem pemerintahan terbaik?
walaupun tidak sempurna, tapi demokrasi terbaik 58,1%
tidak tahu 16,4%
saya tidak peduli sistem pemerintahan yang kita anut 13,2%
dalam keadaan tertentu, sistem bukan demokrasi bisa kita terima 12,3%
Sejauh mana Ibu atau Bapak menginginkan Indonesia menjadi negara demokrasi atau diktator?
diktator 13%
demokrasi 69,8%
tidak mengerti 17,1%
Sejauh mana demokrasi cocok untuk Indonesia?
tidak cocok 12%
cocok 73%
tidak mengerti 15%
Seberapa penting kebebasan berbicara?
sangat penting 49%
cukup penting 46,1%
kurang penting 3,5%
tidak penting sama sekali 0,9%
tidak tahu 0,4%
Seberapa penting kebebasan pers?
sangat penting 41,6%
cukup penting 52,3%
kurang penting 4,0%
tidak penting sama sekali 0,8%
tidak tahu 1,2%
Seberapa penting kebebasan persaingan antara partai atau politisi menjadi pejabat publik?
sangat penting 17,9%
cukup penting 50,6%
kurang penting 22,6%
tidak penting sama sekali 6,8%
tidak tahu 2,1%
Kinerja demokrasi
Apakah Anda puas terhadap praktik demokrasi?
sangat puas 3,7%
cukup puas 45,9%
kurang puas 38,8%
tidak puas sama sekali 3,6%
tidak tahu 8,0%
"Komitmen rakyat terhadap demokrasi cukup kuat dan relatif stabil dalam 15 tahun demokrasi Indonesia. Itu mengindikasikan bahwa rakyat tak memberi alternatif lain kecuali demokrasi untuk sistem pemerintahan Indonesia," kata Saiful Mujani.
Rakyat yang punya komitmen kuat terhadap demokrasi itu cenderung makin kritis terhadap pelaksanaan demokrasi. "Semua yang tak puas dengan kerja demokrasi makin besar. Sikap kritis itu juga lebih kuat terhadap kondisi sehari-hari," jawab dia.
(nwk/nrl)