Ihwal kecurangan ini pertama kali dilaporkan oleh Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) dan Forum Musyawarah Guru Jakarta (FMGJ), Senin lalu. Mereka menyatakan ada beberapa kejanggalan dalam pelaksanaan tes. Pertama, soal-soal pelatihan guru dan kepsek oleh Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) sama dengan soal tes lelang jabatan.
Selain itu, skema pelaksaaan lelang juga dengan sistem gugur, sehingga peserta yang tidak lolos tahap tes kompetensi bidang otomatis tak bisa mengikuti tes manajerial. Sistem tersebut dianggap menutup kesempatan calon kepala sekolah menunjukkan kemampuan di seluruh bidang yang diuji.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ahok meneruskan, "Terus yang lain tidak boleh diinterview, itu kan curang namanya. Ini secara sistematik terjadi untuk mengurangi peluang orang yang diterima."
Seharusnya, Ahok menegaskan, teknis pelaksanaan lelang jabatan kepsek sama dengan lelang jabatan lurah dan camat. “Harusnya waktu mau tes itu panggil psikolog dong atau pihak dari Mabes Polri, seperti tes lurah dan camat kemarin," ujar Ahok.
Namun, yang terjadi justru panitia pelaksana ujian membuat soal dari Diklat kepsek dan kepsek sudah berkumpul lebih dulu untuk melatih soal tersebut. Para kepsek defenitif diduga berkoordinasi dengan pihak Dinas Pendidikan DKI Jakarta.
"Kenapa mesti mereka yang tiba-tiba bikin soal? Makanya saya bilang BKD dikadalin! Mereka pintar. Harusnya tes kayak lurah itu ada, tapi diseleksi dulu versi mereka, mereka lolos baru dites. Itu kurang ajar, ngurangin saingan namanya itu,” kata Ahok dengan volume suara yang meninggi.
Presidium FSGI Guntur Ismail menegaskan dugaan kecurangan bocornya soal terbukti jelas saat ujian tahap pertama. Menurutnya, ada beberapa kejanggalan dalam ujian tes ini. Secara logika, sulit mengerjakan 75 soal dalam waktu 30 menit dengan nilai rata-rata 80-90. Padahal, waktu yang diberikan untuk menyelesaikan adalah 60 menit. Sebagian besar peserta tes lelang dari kepsek incumbent memperoleh nilai 80.
Dia menilai bagusnya hasil pencapaian kepsek incumbent karena mereka sudah mengetahui persis soal ujian yang akan dihadapi ketika berlatih di LPMP. Adapun, hasil kontra terjadi pada guru pelamar kepsek yang cukup banyak mendapat nilai di bawah standar minimal yaitu 46.
Namun, hasil ini diperoleh dengan cara murni dan jujur. "Ini benar-benar terjadi kecurangan. Tidak fair dan jujur. Kalaupun ada kepsek incumbent yang tidak lolos karena tidak ikut pelatihan di LPMP," kata Guntur saat dihubungi detikcom, Kamis (19/12).
(brn/brn)