Meski dicibir, pria yang mendapat julukan 'Ksatria Bergitar' itu tetap percaya diri. Rhoma tetap fokus terlebih mendapat sokongan dari ulama dan penggemarnya.
Rhoma sesumbar elektibilitasnya tinggi. Buktinya konser-konser 'Soneta Grup' selalu tidak mampu menampung massa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut mereka yang mencibir Rhoma seperti dirangkum detikcom, Sabtu (14/12/2013):
1. Ruhut Sitompul
|
"Tokoh Islam yang kocak itu jangan lagi. Tapi memang dia tokoh besar sih, dia kan mirip Zainuddin MZ, tokoh sejuta umat. Tapi dia harus lihat pas Pilgub DKI kemarin kan yang dia calonkan kalah, harus berkaca juga," kata Ruhut sembari tertawa.
Hal ini disampaikan Ruhut kepada detikcom, Selasa (12/11/2012).
2. Pramono Anung
|
"Apakah kemudian ini diusung sebagai calon pada tahun 2014 saya termasuk dengan jujur mengatakan tidak yakin," ujar Pramono Anung, di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (3/11/2012).
Wakil Ketua DPR ini menambahkan, tokoh yang dicapreskan jauh-jauh hari justru biasanya tidak berhasil.
"Pertama kita belajar dari pencapresan yang ada, orang selalu yang jauh-jauh mencapreskan tidak ada satupun yang berhasil," kata Pramono sembari tersenyum.
Menurutnya, tokoh seperti Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dan SBY tidak dimunculkan sebagai capres jauh-jauh hari.
Justru mereka sukses lantaran muncul sebagai capres jelang Pilpres.
"Kalau kita lihat mulai dari Gus Dur, kemudian Pak SBY dan sebagainya, itu kan benar-benar pencapresan yang ada dalam hitungan yang tidak terlalu jauh. Kalau terlalu jauh itu, berpotensi katakanlah apa yang menjadi negatif point itu diungkapkan oleh publik," lanjut Pramono.
3. Arya Fernandes
|
"Menjadi capres bukanlah hal yang main-main, harus menyiapkan energi ekstra, kerja keras dan dukungan politik yang kuat. Tanpa itu saya kira mimpi Rhoma menjadi capres hanya mimpi di siang bolong," kata Arya saat dihubungi detikcom, Rabu (14/11/2012) malam.
4. Priyo Budi Santoso
|
"Pak Haji Rhoma Irama banyak penggemar karena posisi beliau sebagai penyanyi dangdut yang sangat populer. Akan tetapi pilpres itu tak hanya bermodal popularitas," kata Priyo kepada detikcom, Senin (12/11/2012).
Maju sebagai capres tentu harus punya kapabilitas yang mumpuni. Karena akan memimpin lebih dari 240 juta penduduk Indonesia.
"Akan tetapi ada hal-hal lain mengenai segi kapabilitas, kemampuan, dan segi kepatutan," katanya.
5. Wiranto
|
"Sekarang ini penyanyi dangdut dijadiin calon, ada lagi pelawak, nanti lama-lama pemain akrobat juga dicalonkan. Makanya yang korupsi jalan terus," ujar Wiranto.
Wiranto mengatakan itu dalam debat capres 2014 dengan tema 'IPTEK untuk Meningkatkan Daya Saing Bangsa' yang diselenggarakan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) di Auditorium LIPI, Jl. Gatot Subroto Kavling 10, Jakarta Pusat, Jumat (13/12/2013).
Menurutnya, penunjukan calon pemimpin yang tidak kompeten dianggap sebagai sumber permasalahan bangsa. Pola rekrutmen seperti itu telah marak dalam partai politik dewasa ini.
"Ada lagi lulusan SMA mau jadi capres. Padahal jadi guru saja minimal S1, masak presiden SMA? Bagaimana IPTEK mau diperhatikan?" imbuhnya.
Halaman 2 dari 6