Beberapa waktu lalu Ahok curhat ada petinggi Gerindra yang marah-marah karena kebijakan yang diambilnya bersama Gubernur DKI Jokowi tidak pro rakyat bawah. Semisal kebijakan normalisasi waduk dan penertiban PKL. Namun Ahok menegaskan dirinya tak takut dan memilih mendukung kebijakan Jokowi.
Pernyataan Ahok ini menjadi isu panas. Ketum Gerindra Suhardi tak menampik Ahok agak berbeda dengan arahan partainya, namun Ahok bergeming dan bahkan menegaskan dirinya siap dipecat kalau dianggap merugikan partai. Sebuah penegasan bahwa dirinya tak bisa disetir partai.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi presiden saja saya siap, masa gubernur nggak siap? hehehe," kata Ahok kepada wartawan di Balaikota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat (6/12/2013).
Pernyataan Ahok kembali jadi buah bibir internal Gerindra, PDIP, bahkan elite parpol lain. Ahok dianggap ambisius karena Jokowi sampai sekarang belum positif dicapreskan PDIP. Jokowi sendiri menegaskan dirinya tak memikirkan Pilpres 2014.
Kehadirannya di jamuan makan siang Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri kembali memancing spekulasi soal nasib Jokowi-Ahok. Jamuan makan siang pada Minggu (8/12) kemarin ini dianggap sinyal lampu hijau langkah Jokowi ke RI 1, tentu saja juga langkah Ahok ke DKI 1 semakin terbuka lebar. Kehadiran Ahok di rumah Mega juga dianggap sebagai manuvernya merapat ke PDIP.
Isu tersebut bergulir kencang. Apalagi dalam acara tersebut PDIP menghadirkan 3 tokoh yang disebut-sebut bakal menggantikan Jokowi jika jadi dicapreskan. Tiga tokoh tersebut adalah Rektor UIN Jakarta Komaruddin Hidayat, Anggota Komisi IX Rieke Diah Pitaloka, dan pegiat anti korupsi Teten Masuki.
Siapa yang paling berpotensi menggantikan Jokowi untuk menjadi pendamping Ahok memimpin DKI masih jadi tanda tanya, sama seperti kepastian pencapresan Jokowi dan naiknya Ahok ke kursi Gubernur DKI.
(van/try)