Beberapa jam setelah enam negara besar dunia mencapai kesepakatan bersejarah dengan Iran tentang program nuklirnya, Netanyahu menyebut kesepakatan itu "kesalahan bersejarah" yang membuka kemungkinan Iran untuk mengembangkan senjata nuklir.
Dalam percakapan telepon Obama dan Netanyahu, kedua pemimpin menekankan tujuan bersama mereka untuk mencegah Iran mendapatkan senjata nuklir.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Konsisten dengan komitmen kami untuk berkonsultasi erat dengan teman-teman Israel kami, presiden mengatakan pada PM bahwa dia ingin AS dan Israel mulai melakukan konsultasi segera menyangkut upaya-upaya kami untuk merudingkan solusi komprehensif," imbuhnya.
Dikatakan Earnest, Obama pun menekankan bahwa keenam negara besar akan mengupayakan untuk mendapatkan solusi abadi, damai dan komprehensif, yang akan menyelesaikan keprihatinan komunitas internasional menyangkut program nuklir Iran.
"Presiden menekankan bahwa AS akan tetap kokoh dalam komitmen kami kepada Israel," pungkasnya.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri AS John Kerry juga menegaskan, kesepakatan nuklir tersebut pada akhirnya akan membuat negara Israel lebih aman.
Berdasarkan kesepakatan yang telah dicapai itu, Iran setuju untuk menghentikan pengayaan uraniumnya diatas lima persen.
Dikatakan Menlu Kerry, AS dan Israel mempunyai tujuan yang sama dan kesepakatan ini merupakan langkah pertama untuk memastikan Iran tidak memiliki senjata nuklir.
"Pembicaraan ini membawa kita ke dalam negosiasi yang bisa menjamin bahwa ketika kita sedang melakukan negosiasi untuk hal yang lebih sulit, mereka (Iran) tidak mengembangkan program dan kapasitasnya untuk mengancam Israel," tandas Kerry.
(ita/nrl)