"Saya melihat pada Pemilu 2009 lalu hubungan Ibu Mega dan Pak Prabowo sangat dekat, hubungan pribadi terus meningkat. Bahkan setelah Pemilu 2009 ada wacana Gerindra dengan PDIP satu fraksi saja, waktu itu dibahas termasuk dengan Pak Taufiq Kiemas," kata anggota Wanbin Partai Gerindra, Martin Hutabarat, kepada detikcom, Minggu (17/11/2013).
Kedekatan itu semakin terasa saat PDIP-Gerindra berkoalisi mengusung Joko Widodo (Jokowi)-Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) di Pilgub DKI. Saat itu Mega dan Prabowo kerap bertemu membahas intens hal itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun hubungan keduanya kemudian merenggang tak lama setelah Jokowi dan Ahok memenangkan Pilgub DKI. Martin menuturkan di internal Gerindra bertanya-tanya siapa provokator pemecah kemesraan Mega-Prabowo itu.
"Yang menjadi tanda tanya saya sampai sekarang siapa provokator yang berusaha untuk memecah hubungan mereka," kata Martin.
Kala itu hubungan baik Prabowo dan Mega terpecah karena isu Prabowo menunggangi popularitas Jokowi. Taufiq Kiemas kala itu menyebut kapok koalisi dengan Gerindra sampai kemudian Mega bersuara keras menuding ada penumpang gelap yang ikut menikmati euforia kemenangan Jokowi.
Lalu siapa provokator yang membuat Mega terkesan menjauh dari Prabowo?
(van/nwk)