Ketika Para Agen Wanita CIA Mengungkap Rahasia Kehidupannya

Ketika Para Agen Wanita CIA Mengungkap Rahasia Kehidupannya

- detikNews
Rabu, 06 Nov 2013 18:27 WIB
Ketika Para Agen Wanita CIA Mengungkap Rahasia Kehidupannya
CIA Archive
Jakarta - Empat wanita agen senior CIA bicara blak-blakan tentang kehidupan mereka selama bertugas. Masalah kesetaraan gender hingga urusan kawin kontrak diungkapkan. Seperti apa?

Keempat agen wanita itu bernama Meredith, Patricia, Carla dan Susan. Nama belakang mereka sengaja tak disebutkan demi alasan keamanan.

Mereka diminta berdiskusi oleh internal CIA tentang masa-masa pengabdian sebagai seorang wanita intelijen. Pembicaraan yang direkam itu pada 30 Oktober 2013 lalu dibuka transkripnya oleh CIA. Tentu saja dengan beberapa sensor.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berikut cerita masing-masing agen seperti yang dirangkum situs Mother Jones, Rabu (6/11/2013): (Transkrip lengkapnya bisa Anda buka di sini)

Meredith

CIA Archive
Wanita ini masuk CIA pada tahun 1979 sebagai 'istri kontrak', seorang yang dikirim bertugas oleh CIA dengan agen lainnya yang berpura-pura sebagai suaminya. Dia pernah bertugas di beberapa negara. Kini dia menjabat sebagai Kepala Deputi di Divisi Eropa.

Selama bertugas, Meredith selalu memperhatikan penampilan orang lain dari kaki dan kaos kaki. Sebab, ada beberapa yang bisa dikenali.

"Kita bisa tahu agen asing hanya dari kaos kaki dan sepatunya," kata Meredith tentang caranya mengenali para agen asing.

Patricia

CIA Archive
Patricia masuk CIA pada tahun 1973 sebagai 'profesional trainee'. Kariernya lalu berlanjut ke beberapa negara pecahan Uni Soviet. Dia pensiun pada tahun 2004 dengan jabatan terakhir sebagai chief of the policy and community action staff dan diberi penghargaan oleh CIA.

Sama dengan Meredith, Patricia juga mengungkapkan kelebihan wanita dalam dunia intelijen. Menurutnya, wanita lebih baik dalam mendeteksi agen intelijen.

"Wanita lebih baik dalam mendeteksi para pengintai dari kakinya," ujarnya.

"Saya selalu percaya bahwa wanita lebih sensitif terhadap sekelilingnya, untuk perlindungan fisik," sambungnya.

Menurut Patty, sapaan akrabnya, para agen intel tidak bisa berbelanja dengan baik hingga mudah dikenali.

Carla

CIA Archive
Carla menjadi agen spionase AS sejak tahun 1965. Kariernya berakhir pada tahun 2004 dengan jabatan terakhir kepala deputi Divisi Afrika.

Selama bekerja, dia mengungkapkan caranya untuk menggali informasi. Salah satunya adalah teknik menjadi 'gadis bodoh'.

"Saya senang bicara denganmu karena kamu tidak terlalu pintar," ungkap Clara menirukan ucapan para pria yang sedang ditelisik informasinya.

Carla hanya duduk sambil memasang wajah tak bersalah. Hingga akhirnya dia bisa membongkar rencana pengeboman kedutaan besar AS.

"Dia menceritakan saya segalanya dan saya mendapat banyak informasi hanya karena saya menjadi wanita yang tidak terlalu pintar," ungkapnya lagi.

Susan

dok.CIA
Susan mengawali kariernya sebagai instruktur bahasa Persia. Saat terjadi krisis penyanderaan di Iran, dia diminta untuk bergabung dengan Divisi NE sebagai seorang petugas operasional. Sejak itu, dia banyak memegang jabatan penting, termasuk pasca insiden 9/11.

Dalam diskusi itu, Susan lebih banyak mengarahkan diskusi. Dia mengajak para panelis untuk bicara tentang awal mula mereka masuk ke CIA, hingga persoalan gender yang kerap dikait-kaitkan dengan urusan karier.

"Sekali kita merasakan jadi seorang agen dengan kasus tertentu.. Sifat keibuan yang saya kerap perjuangkan jadi pilihan kedua," kata Susan.

Susan juga bercerita soal percerainnya dengan sang suami saat mendapat tugas pertama ke luar negeri.

"Bagi saya duduk di sini sebagai pegawai senior wanita adalah buah dari pengorbanan. Hal yang sama juga berlaku bagi para pria. Hanya saja bagi kita, pengorbanan itu dibarengi dengan perasaan bersalah: meninggalkan suami, anak dan tidak menjadi ibu ruma tangga lagi," ceritanya.

Susan juga merangkum perubahan peran wanita dalam dunia intelijen CIA. Bila dulu karier mereka mentok di level tertentu, kini semua sudah berubah.

Sudah banyak nama-nama yang menduduki jabatan penting di lembaga telik sandi tersebut. Yang terbaru adalah, ditunjuknya Avril Haines, sebagai orang nomor dua di CIA. Dia adalah orang nomor dua yang menduduki jabatan itu.
Halaman 2 dari 5
(mad/fjr)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads