Bugil dan Dirantai, Wanita AS Korban Penyekapan Ariel Beberkan Kisahnya

Bugil dan Dirantai, Wanita AS Korban Penyekapan Ariel Beberkan Kisahnya

- detikNews
Rabu, 06 Nov 2013 12:14 WIB
Ilustrasi
Chicago - Untuk pertama kalinya, korban penyekapan dan pemerkosaan di Amerika Serikat buka suara kepada publik dan menjelaskan kisah mengerikan yang dialaminya. Selama 11 tahun, wanita ini disekap dalam keadaan telanjang dan dirantai seperti binatang oleh pelaku.

Kasus penyekapan yang terjadi di Cleveland, AS ini mencuat ke publik sejak 6 Mei 2013 ketika seorang warga setempat berhasil menyelamatkan korban penyekapan dari rumah pelaku. Hal ini berujung pada terbongkarnya kasus ini. Demikian seperti dilansir AFP, Rabu (6/11/2013).

Michelle Knight merupakan korban pertama, dari tiga korban, yang bersedia berbicara kepada publik soal kisah mengerikan yang dialaminya. Knight juga merupakan wanita pertama yang diculik pelaku, Ariel Castro, pada tahun 2002 lalu. Saat itu, Knight masih berusia 20 tahun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain Knight, ada dua wanita lain yang menjadi korban, yakni Amanda Berry yang diculik saat usia 16 tahun dan Gina Dejesus yang diculik saat berumur 14 tahun. Knight merupakan satu-satunya korban yang bersedia memberi kesaksian dalam persidangan. Terungkap dalam dokumen persidangan bahwa Knight mengalami tindak penganiayaan yang paling parah dibanding korban lainnya.

Dalam talk show AS, Dr Phil, Knight menceritakan bahwa Castro menganiaya dan membuatnya kelaparan demi menggugurkan lima kehamilan Knight selama disekap. Sambil menahan air mata, Knight menuturkan Castro membuatnya keguguran dengan memukulkan barbel ke perutnya. Dia menjelaskan tindakan menyakitkan dan merendahkan yang dialaminya seperti pemerkosaan, pemukulan dan sebagainya.

"Saya menangis setiap harinya, dan dia selalu meneriaki saya ketika saya menangis. 'Kamu tidak seharusnya menangis, kamu seharusnya senang'. Itulah dunia dongeng kecil miliknya," tutur Knight kepada psikolog Phil McGraw yang memandu acara tersebut.

Knight mengaku, dirinya sering mendengar adanya tamu di rumah Castro, namun dia tidak bisa berteriak minta tolong karena Castro menjejalkan kaos kaki kotor ke mulutnya dan melakban mulutnya. Menurut Knight, Castro sering memberitahunya bahwa dia bukan korban pertama dan dia yakin korban lain sebelum dirinya telah dibunuh.

Tidak hanya itu, Kinght mengaku malu ketika diperkenalkan dengan korban lainnya, Berry, karena dia tidak mengenakan sehelai pakaian pun dan hanya diperbolehkan mandi selama sekali dalam setahun. "Dia (Castro) akan berkata, kamu tidak perlu baju... Kamu ada di sini untuk satu hal, dan itu saja," tuturnya.

Kedua wanita tersebut ditempatkan dalam kamar terpisah dan tidak pernah dibiarkan bersama dalam satu kamar. Knight menuturkan dirinya tahu ada seorang korban lain karena mendengar teriakan wanita dari ruang bawah tanah.

"Saya harus membantunya mengebor lubang di dinding untuk memasang rantai yang mengikat kami," ucap Knight. Rantai besi dengan berat lebih dari 42 kilogram ditemukan polisi di dalam rumah Castro yang kotor dan gelap.

Ketika ditanya apakah dirinya pernah berharap mati saat dalam penyekapan, Knight dengan tegar menjawab tidak. Menurutnya, pikirannya selalu tertuju pada putranya, yang berusia 2 tahun ketika dia diculik, untuk memberinya semangat tetap bertahan hidup.

"Saya ingin putra saya tahu bahwa saya seorang pemenang, bukan korban, dan saya ingin dia tahu bahwa saya bertahan hidup karena menyayanginya. Kasih sayangnya yang membantu saya bertahan," tandasnya.

Castro (53) mengaku bersalah atas seluruh perbuatannya pada 1 Agustus lalu, setelah jaksa sepakat untuk tidak menuntutnya dengan hukuman mati. Namun rupanya jaksa menuntut hukuman penjara selama 1.000 tahun baginya. Sebulan kemudian, Castro ditemukan tewas gantung diri di sel tahanannya.


(nvc/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads