Kementerian Dalam Negeri Mesir menyatakan, serangan itu terjadi pada Minggu, 20 Oktober malam waktu setempat. Dalam insiden itu, para penyerang menargetkan sekelompok orang yang baru saja keluar dari gereja di kawasan Al-Warak, Kairo itu setelah menghadiri acara perkawinan.
Ketiga korban jiwa adalah seorang wanita, seorang pria dan seorang anak berumur 8 tahun. Sembilan orang lainnya luka-luka dalam serangan itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seorang pejabat Kementerian Kesehatan mengkonfirmasi tiga orang tewas dalam peristiwa itu. Namun menurutnya, 12 orang luka-luka, bahkan empat orang di antaranya dalam kondisi kritis.
Komunitas Kristen Koptik telah menjadi target serangan-serangan sejak penggulingan Presiden Mohamed Morsi. Dan khususnya sejak operasi yang dilakukan aparat keamanan Mesir pada 14 Agustus lalu terhadap para pendukung Morsi di kamp-kamp demonstran di Kairo.
Serangan-serangan itu sebagai respons atas tudingan bahwa komunitas Koptik mendukung kudeta yang menggulingkan Morsi. Persepsi ini timbul dengan kemunculan pemimpin umat Koptik Tawadros II bersama pemimpin militer Mesir, Jenderal Abdel Fattah al-Sisi saat mengumumkan penggulingan Morsi. Para pemimpin muslim dan para politikus lainnya juga muncul saat itu.
Pada 9 Oktober lalu, organisasi HAM Amnesty International menyatakan, lebih dari 200 properti milik warga Koptik diserang dan 43 gereja rusak berat di berbagai wilayah Mesir sejak 14 Agustus tersebut. Dalam laporannya, Amnesty menyalahkan otoritas Mesir yang dianggap gagal melindungi warga Koptik.
(ita/nwk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini