Wanita yang Terobos Keamanan Gedung Capitol AS Alami Depresi

Wanita yang Terobos Keamanan Gedung Capitol AS Alami Depresi

- detikNews
Sabtu, 05 Okt 2013 16:25 WIB
Miriam Carey (Chicago Tribune)
Washington - Wanita yang ditembak mati aparat di kompleks gedung Capitol, Washington, Amerika Serikat telah diketahui identitasnya. Wanita bernama Miriam Carey ini diketahui mengalami depresi berat setelah melahirkan anak pertamanya.

Saat kejadian pada Kamis (3/10) waktu setempat, Carey yang berusia 34 tahun ini membawa serta anaknya yang masih berusia 1 tahun di dalam mobil. Carey mengemudikan mobil Infiniti warna hitam dan menerobos pengamanan kompleks gedung Capitol AS, yang juga dekat dengan Gedung Putih AS.

Carey sempat terlibat aksi kejar-kejaran dengan polisi hingga akhirnya dia tewas ditembak polisi. Anaknya yang ada di dalam mobil berhasil selamat dan kini dalam perlindungan dinas sosial setempat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seperti dilansir Reuters, Sabtu (5/10/2013), kepolisian berusaha keras mencari tahu motif Carey melakukan aksi nekat ini. Seorang sumber yang memahami kasus ini menuturkan, penyelidikan kasus ini difokuskan pada apakah Carey memiliki masalah mental yang diyakini mendorong aksi nekatnya tersebut.

Saudara perempuan Carey menuturkan bahwa Carey menderita depresi post-partum sejak lama. Menurutnya, depresi ini melanda beberapa bulan setelah Carey melahirkan anak pertamanya. Carey sendiri diketahui pernah berprofesi sebagai dental hygienist di kota asalnya, Stamford, Connecticut.

"Saudara saya mengalami depresi port-partum, dengan psikosis, mereka menyebutnya seperti itu," ucap Amy Carey-Jones kepada penyiar CNN, Anderson Cooper pada Jumat (4/10) malam.

Pernyataan Amy ini senada dengan pernyataan ibunda mereka yang mengatakan bahwa Carey menderita depresi post-partum dan pernah dirawat di rumah sakit karenanya. Depresi tersebut memang kerap dialami kaum wanita usai melahirkan.

Amy yang mengaku cukup dekat dengan Carey ini membantah laporan yang menyebut saudaranya tersebut mengalami gangguan kejiwaan atau gangguan bipolar. Menurutnya, Carey rutin melakukan pengobatan dan mengikuti konseling terkait depresi yang dialaminya.

Lebih lanjut Amy mempertanyakan kematian saudaranya dalam insiden di kompleks gedung Capitol AS tersebut. Menurutnya, pihak keluarga memiliki banyak pertanyaan soal mengapa polisi harus melepas tembakan ke arahnya, yang akhirnya menewaskannya.

"Saudara saya seorang ibu yang penyayang, dia warga negara yang taat hukum, dia sama sekali tidak memiliki agenda politik dan dia tidak layak mengakhiri hidupnya pada usia 34 tahun ini," ucap saudara Carey yang lain, Valarie Carey.

(nvc/gah)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads