Sepanjang hidupnya, Clancy menghasilkan lebih dari 25 buku fiksi dan non-fiksi termasuk novel "The Hunt for Red October" kemudian "Patriot Games" dan "Clear and Present Danger." Clancy dikenal sangat mendetail dalam menuliskan kisah-kisah berbau intelijen dalam bukunya.
"Dia seorang penulis yang sempurna, menciptakan thriller modern, dan merupakan salah satu pencerita yang paling visioner di dunia," terang Eksekutif Penguin Group, David Shanks dalam pernyataannya seperti dilansir AFP, Kamis (3/10/2013). Penguin Group merupakan penerbit di New York yang menerbitkan buku-buku Clancy.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Surat kabar Baltimore Sun melaporkan, Clancy yang berasal dari Maryland ini meninggal dunia pada Selasa (1/10) waktu setempat. Clancy meninggal di Rumah Sakit Johns Hopkins akibat sakit. Namun tidak dijelaskan sakit apa yang dideritanya.
Clancy diperkirakan menjual lebih dari 100 juta buku di seluruh dunia. Kebanyakan novel Clancy bertema masa Perang Dingin dan setelahnya, kemudian menyoroti espionase tingkat tinggi dan ilmu milter yang sangat kaya pada detail.
"Perbedaan antara fiksi dan kenyataan, adalah fiksi harus bisa masuk akal," ucap Clancy semasa hidup.
Sebanyak 17 buku Clancy menduduki daftar best-seller oleh New York Times. Karya terbarunya yang berjudul "Command Authority" rencananya akan diterbitkan pada Desember mendatang.
Beberapa kisah yang ditulisnya seperti bisa memprediksikan masa depan. Salah satunya "Debt of Honor" yang terbit tahun 1994 mengisahkan serangan bunuh diri Jepang terhadap US Capitol dengan pesawat Boeing 747.
"Saya tidak pernah mendapat surat apapun dari Osama bin Laden dan saya tidak begitu tahu ada berapa banyak buku yang saya jual di Afghanistan," ucap Clancy kepada CNN pada tahun 2003, atau dua tahun setelah serangan Al-Qaeda ke gedung World Trade Center dan Pentagon, namun gagal menyerang US Capitol.
Di luar buku, Clancy mencatatkan namanya dalam serangkaian video games sukses seperti "Tom Clancy's Splinter Cell" yang dirilis oleh Ubisoft dari Prancis.
(nvc/gah)