Setidaknya kurang dari 3 bulan, dua kapal pembawa imigran gelap tenggelam di perairan Cianjur, Jabar. Peristiwa pertama pada Rabu (24/7) sekitar pukul 03.00 WIB dinihari. Ratusan orang asal Srilanka, Bangladesh, Iran, Irak dan Bahrain tenggelam di perairan tersebut.
Polisi menyatakan 21 orang tewas dalam insiden tersebut. Hingga kini, baru dua dari semua jenazah yang diambil pihak keluarga. Proses identifikasi para korban pun terus berjalan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya, kontainer tersebut [ernah digunakan untuk proses identifikasi jenazah korban kecelakaan pesawat Sukhoi di Gunung Salak. Kini beralih menjadi penampungan jenazah dalam kasus besar. Kontainer tersebut diketahui dapat menampung 50 jenazah, keberadaannya memiliki manfaat bagi tim DVI.
Belum selesai proses identifikasi jenazah pencari suaka tersebut, peristiwa yang sama kembali terjadi Jumat (27/9) lalu. Sekitar pukul 11:00 WIB, tepatnya di Perairan Cianjur, pantai Ciloke Kecamatan Agrabinta. Kapal yang membawa 80 pencari suaka tersebut tenggelam. Setidaknya ada 22 orang meninggal dunia dengan rincian 13 Perempuan, 9 Laki-laki. Hingga kini kedatangan jenazah tersebut belum diindentifikasi.
Pantai selatan Cianjur menjadi wilayah baru yang dilirik sindikat penyelundupan manusia. Sebelumnya sindikat perdagangan manusia lebih suka menggunakan kawasan pesisir selatan Sukabumi untuk menyebrang ke Pulau Christmas, Australia.
Lantaran banyak upaya penyelundupan dari daerah Sukabumi yang digagalkan, kini pengiriman manusia yang akan mencari suaka ke Pulau Christmas lebih banyak dilakukan melalui Cianjur.
Pantai Selatan Cianjur masih relatif lebih sepi dibanding pesisir selatan Sukabumi, selain itu pengawasan di wilayah ini dianggap tidak terlalu ketat karena belum adanya pos polisi perairan yang mengawasi laut selatan Cianjur.
(edo/mad)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini