"Insya Allah tidak ada," jelas Dirjen Perlindungan WNI Tatang S Razak saat dikonfirmasi detikcom, Selasa (24/9/2013).
Menurut dia pihak Kemlu sudah melakukan pemantauan, sejauh ini tak ada informasi soal WNI yang ikut menjadi korban. "Belum ada info tersebut," terangnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para militan Al Shabaab di Somalia mengklaim bertanggung jawab atas penyerangan yang menewaskan 62 orang dan melukai sekitar 200 orang itu.
"Pemerintahan Kristen Kenya menginvasi negara kami pada Oktober 2011 dan menewaskan banyak warga sipil tak bersalah dengan jet-jet militer mereka," kata juru bicara Al Shabaab Sheik Ali Mohamud Rage.
"Jika kalian ingin Kenya damai, itu tak akan terjadi selama putra-putra kalian masih berada di tanah kami," cetus Rage dalam statemennya.
Kenya hingga saat ini masih menempatkan lebih dari 4 ribu tentaranya di Somalia selatan. Pasukan Kenya tersebut telah memerangi kelompok Al Shabaab sejak tahun 2011. Pasukan Kenya tersebut merupakan bagian dari pasukan African Union Mission in Somalia (AMISOM) yang mendapatkan pelatihan dan peralatan dari Amerika Serikat.
(ndr/mok)