Massa diperkirakan merupakan pendukung salah satu calon bupati yang kalah, menolak hasil perhitungan suara dan beralasan ada indikasi kecurangan serta politik uang. Mereka mendatangi kantor KPU sekitar pukul 11.30 WIB, Selasa (24/9/2013). Kaca-kaca pecah karena dilempari batu dan plang nama KPU dirusak.
Ratusan personel Polri-TNI yang berjaga di kantor KPU kewalahan mengatasi emosi kemarahan massa. Bahkan polisi sempat terlibat adu fisik dengan ratusan massa. Massa yang mengatasnamakan Gerakan Anti Money Politik (Geram) itu bisa didorong ke badan Jalan Adi Sucipto, Pontianak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemarahan massa dipicu aksi polisi yang melarikan kotak suara berisi suara yang telah tercoblos keluar dari kantor KPU Kubu Raya. Massa mengejar mobil pengangkut kotak suara, kemudian bentrok pun terjadi.
Kapolres Pontianak Kombes Pol Hariyanta, Dansat Brimob Polda Kalbar Kombes Ecko, dan Kabag Ops Polresta Pontianak, Kompol Hujra Soumena berusaha menenangkan massa. Namun massa masih belum bergeming dan tetap mengepung Kantor KPU Kubu raya.
Kombes Hariyanta mengalami luka di tangan akibat terkena pecahan kaca jendela kantor KPU Kubu Raya yang dilempari batu.
"Sikap KPU Kubu Raya tidak independen dalam menegakkan aturan. Jangan salahkan jika kami marah," teriak ratusan massa.
Selama 3 hari, sejak 23 September hingga 25 September, KPU mengagendakan penghitungan suara pemilihan bupati. Ada 5 kandidat yang bertarung, yakni Djohansyah dan Ahok Angking (PDK dan Partai Demokrat). Djohansyah adalah anggota DPRD Kota Pontianak, sedangkan Ahok Angking merupakan pengusaha. Pasangan nomor urut 2, Muda Mahendrawan dan Suharjo (perseorangan). Muda Mahendrawan merupakan bupati Kubu Raya saat ini, sedangkan Suharjo merupakan birokrat.
Kemudian, Kamaruzzaman dan Andi Salmah (Partai Peduli Rakyat Nasional, PKPI, dan Partai Golkar). Kamruzzaman pernah menjadi Pj Bupati Kubu Raya (2007 dan 2008). Andi Salmah merupakan wartawan. Pasangan berikutnya, David Maryansyah dan Hasbulloh (Partai Kedaulatan, PKB, PNI Marhaenisme, PDP, PMB, Partai Republik Nusantara, PBB, Partai Kasih Demokrasi Indonesia, PKNU, dan Partai Persatuan Nahdatul Ummah Indonesia). David Maryansyah merupakan anggota DPRD Kota Pontianak, sedangkan Hasbulloh merupakan politisi.
Nomor urut terakhir, Rusman Ali dan Hermanus (PAN, PDIP, dan PBR). Rusman Ali merupakan anggota DPR RI periode 2004-2009. Hermanus berlatar belakang birokrat.
(try/try)