Dalam siaran pers yang diterima detikcom, Selasa (24/9/2013), Vice-Chancellor (Internasional) The University of Melbourne Profesor Simon Evans. Salah satu penelitian yang dilakukan saat ini adalah kerjasama dengan Bio Farma dalam pengembangan vaksin untuk rotavirus (penyakit diare berbahaya).
Saat ini, ia menambahkan, telah terkumpul 266 juta AUD dari sekitar 12.000 donatur. Universitas ini sebenarnya sudah punya hubungan erat dengan Indonesia dan telah menghasilkan 2.700 alumni sejak 1945. Bahkan saat ini tercatat lebih dari 1000 mahasiswa Indonesia terdaftar di universitas itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Peluncuran program the campaign yang diikuti komunikasi dengan sejumlah alumni diharapkannya juga dapat menjadi kesempatan bagi Univrsity of Melbourne untuk mengetahui berbagai isu penting.
"University of Melbourne memiliki komunitas alumni yang cukup aktif di Indonesia," katanya.
Menurutnya pula, pertemuan ini merupakan kesempatan yang baik bagi pihaknya untuk mengetahui berbagai isu yang dianggap penting oleh alumni. Dia percaya bahwa Austalia dan kawasan sekitarnyya layak untuk menjadi tempat bagi universitas ternama guna mengembangkan sumber daya manusia serta menghasilkan penelitian-penelitian yang berharga.
"Dan menurut kami, University of Melbourne memiliki peran yang besar dalam hal tersebut," jelasnya.
Sementara itu Vice Chancellor University of Melbourne Profesor Glyn Davis AC, mengatakan program Believe : The Campaign for the University of Melbourne bertujuan untuk menyediakan lebih banyak lagi beasiswa bagi mahasiswa Indonesia di Australia.
"Indonesia merupakan negara penting secara regional, anggota komunitas dunia, berpengaruh dan salah satu negara demokrasi terbesar di dunia. Bagi kami, ke depan perekonomian Indonesia akan memegang peranan penting," ujar Davis dalam keterangan persnya.
Program ini sebelumnya telah dimulai di Paris dan London dan akan diterapkan di Hongkong, Singapura, Kuala Lumpur. Akhir tahun nanti rencananya program ini akan berlangsung di New York.
(rvk/tfn)