Dalam keterangan tertulisnya, Minggu (22/9/2013), Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho menyatakan, para pengungsi yang masih bertahan itu tersebar di 12 titik pengungsian di Kabupaten Karo, Sumatera Utara.
"Banyak yang kembali ke rumahnya sejak kemarin hingga sekarang setelah diimbau pulang bagi yang rumahnya di luar radius tiga kilometer dari puncak kawah Gunung Sinabung," kata Sutopo.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para pengungsi yang masih bertahan saat ini merupakan warga yang desanya berada dalam radius tiga kilometer dari puncak gunung. Ada 5 desa yang warganya memang diharuskan mengungsi yakni Desa Simacem, Bekerah, Sigarang-garang, dan Kuta Gugung di Kecamatan Naman Teran, serta Desa Sukameriah di Kecamatan Payung.
Lokasi penampungan mereka saat ini, masing-masing (1) Jambur Tuah Lohpati 70 orang, (2) Masjid Agung Kabanjahe 50 orang, (3) GBKP Zentrum 81 orang, (4) Masjid Istihrar Berastagi 112 orang, (5) KWK Berastagi 214 orang, (6) Klasis GBKP Kota 650 orang, (7) Jambur Sempakata 1.500 orang, (8) Gedung KNPI 42 orang, (9) GPdI Ota et Labora 45 orang, (10) Batukarang 1.111 orang, (11) Jambur Payung 404 orang dan (12) Kutarayat 70 orang.
Pemulangan pengungsi yang tersisa ini menunggu penurunan status Gunung Sinabung. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyatakan, status Sinabung saat ini Siaga (Level III), belum turun menjadi Waspada (Level II). Status ini menyebabkan Posko Penanggulangan Bencana memperpanjang masa tanggap darurat bencana hingga tiga hari ke depan. Padahal rencananya masa tanggap darurat berakhir pada hari ini.
Gunung Sinabung meletus pada Minggu (15/9) dan Selasa (17/9). Letusannya menghasilkan asap bercampur abu vulkanik yang menyebar ke sejumlah desa. Akibatnya, pengungsian besar-besaran pun terjadi.
(rul/fdn)