Aipda Patah tidak akan pernah melupakan kejadian yang berlangsung sekitar pukul 04.30 WIB itu. Baginya, pertolongan Tuhan lah yang membuatnya selamat dan bisa kembali pulih seperti sedia kala.
"Itu kan sasaran mematikan. Tapi alhamdulillah saya masih ditolong oleh Yang Maha Kuasa, saya masih tetap kuat," tuturnya kepada detikcom, Sabtu (21/9/2013).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya ingin juga dikasih senjata untuk jaga-jaga. Sejauh ini senjata saya ya Yang Maha Kuasa saja," ujarnya sambil terkekeh.
Patah mengaku telah menyampaikan keinginannya tersebut kepada atasannya. Namun hingga saat ini belum dipenuhi.
"Itu ada prosedurnya juga. Ada tes psikologi dan sebagainya," kata Patah.
Pria yang telah 36 tahun menjadi polisi ini mengaku pernah dibekali senjata sebelumnya. Hanya saja, kala itu ia merasa tidak membutuhkannya.
"Dulu saya pernah pegang (dibekali senjata) juga, tapi saya balikin ke gudang. Waktu itu mikirnya mau buat apa," terangnya.
Namun demikian, kekhawatiran tersebut tak lantas menyurutkan niatnya untuk bekerja mengabdikan diri pada negara. Ia tetap berangkat dan pulang kerja seperti biasa. Melintasi rute yang sama, berangkat pada waktu yang sama serta mengenakan seragam polisi.
"Kalau trauma berlebihan sih nggak. Saya tetap lewat situ seperti biasa," katanya.
Nurul Haq alias Jack dan Henri Albar menjadi buruan polisi karena diduga bertanggung jawab atas penembakan terhadap anggota kepolisian akhir-akhir ini. Kedua orang inilah yang diduga muncul dari arah belakang Aipda Patah dengan mengendarai motor matic lalu melepaskan tembakan.
(kff/jor)