Ini Kesaksian Lengkap Ilham Soal Duit Mahar Rp 8 M Buat PKS

Sidang Fathanah

Ini Kesaksian Lengkap Ilham Soal Duit Mahar Rp 8 M Buat PKS

- detikNews
Kamis, 19 Sep 2013 18:04 WIB
Jakarta - Wali Kota Makassar Ilham Arief Sirajuddin mengaku diminta uang Rp 10 miliar agar mendapat dukungan PKS untuk pencalonannya di Pilgub Sulawesi Selatan.

Dalam kesaksiannya, Ilham Arief mengaku pernah bertemu dengan Presiden PKS saat itu Luthfi Hasan Ishaaq dan Sekjen PKS yang dijabat Anis Matta. Keduanya menyebut urusan Pilgub Sulsel diurus Fathanah. Melalui Fathanah kemudian diminta uang Rp 10 miliar yang disebut sebagai dana pemenangan Pilgub.

Berikut tanya jawab majelis hakim Pengadilan Tipikor dengan Ilham Arief dalam sidang lanjutan, Kamis (19/9/2013).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hakim ditulis dengan huruf (H), sedangkan Ilham Arief Sirajuddin ditandai dengan (IAS)

H: Kapan mengenal Ahmad Fathanah?
IAS: Dengan beliau sudah lama kenal karena beliau teman kecil di Makassar dan ketika di Jakarta kami banyak komunikasi

H: Benar pernah mencalonkan diri pada pilgub?
IAS:Benar yang mulia

H: Diusung partai apa?
IAS: PKS, Demokrat, Partai Hanura, ada 9 partai yang mengusung kami

H:Untuk dapat dukungan dari PKS saudara mendapat rekomendasi lewat Fathanah?
IAS: Melalui pengurus DPW kemudian difasilitasi Fathanag dan kemudian mulailah rekomendasi itu

H: Dalam komunikasi dengan terdakwa ada dibicarakan dana untuk dapat dukungan?
IAS: Iya saya kira hal yang biasa. Dalam rangka kemenangan, dana itu digunakan untuk pemenangan calon.

H: Berapa diminta?
IAS: Sebenarnya yang diminta Rp 10 miliar tapi kesanggupan kami Rp 8 miliar. Kami bayar Rp 8 miliar dengan bertahap

H: Ini semua komunikasi saudara untuk pendanaan apa lewat terdakwa?
IAS: Lewat terdakwa, terakhir waktu jelang hari pemilihan, kami diminta bayar ke DPW.

H: Uang dikirimkan ke siapa?
IAS: Langsung ke Fathanah

H: Diberikan melalui?
IAS: Transfer rekening dan pemberian langsung tunai

H: Jelaskan pengiriman uang?
IAS: Yang Rp 5 miliar kebetulan ada saudara kami yang memfasilitasi menyerahkan langsung. Rp 2 miliar ditransfer oleh salah satu tim yang bertugas menanggulangi pembiayaan. Kemudian Rp 1 miliar langsung ke... (omongan terpotong)

H: Proses bicaranya bagaimana, soal rekomendasi?
IAS: Ketika kami menyiapkan, pertama ada tanggapan bahwa PKS Insya Allah bisa mengusung saudara tapi dengan catatan ada biaya pemenangannya yang harus dipikirkan. Saya mengatakan berapa besar? Rp 10 miliar. Saya bilang terlalu besar tapi saya akan upayakan, saya konsolidasi dengan tim. Supaya rekomendasi bisa ke kami beliau (Fathanah) menyarankan bayar separuh, sehingga bayar Rp 5 miliar. Setelah Rp 5 miliar memang kami belum dapat rekomendasi, diminta lagi sebesar Rp 2 miliar. Setelah Rp 2 miliar itu kami berikan dan rekomendasinya keluar pada Agustus di bulan ramadan

H: Pengiriman dengan rupiah apa dolar? US$ 500 ribu?
IAS:Iya

H: Uang dikirim ke Fathanah?
IAS: Diserahkan langsung ke sahabat kami seperti saudara, Eko

H: Saksi tahu penyerahan uangnya?
IAS: Saya tidak tahu kerja transaksinya, tapi ada laporan sudah ditransfer. Pak Ahmad (Fathanah) menyampaikan sudah menerima.

H: Penyerahan kedua?
IAS: Ditransfer, Rp 1 miliar, Rp 1 miliar.

H: Jadi semua Rp 8 miliar?
IAS: Iya

H: tapi ternyata benar dukungan PKS?
IAS: Alhamdulilah iya

H: Saudara menang dalam Pilgub?
IAS: Belum berhasil

H: Kenapa kok saudara menyerahkan uang dan komunikasi dengan Fathanah?
IAS: Setelah kami dipertemukan dengan jajajaran DPP melalui ketum dan sekjen, DPP menyampaikan bahwa urusan Sulsel ke Ahmad Fathanah saja. Jadi saya tidak punya keraguan, memang Fathanah yang memfasilitasi ketemu dengan DPP

H: Apa ada rekomendasi dari Luthfi Hasan Ishaaq atau pegurus PKS supaya komunikasi lewat Fathanag?
IAS: DPP ketua umum presiden dan sekjen menyampaikan khusus untuk urusan segala sesuatu termasuk pembiayaan dan rekomendasi ke Fathanah

H: Dalam pilgub yang menjadi ketua tim sukses saudara?
IAS: Samsul Bahri saudara saya sendiri. Tim pemenangan dari PKS.

H: Apa pekerjaan terdakwa?
IAS: Saya tahunya dari dulu pengusaha.

H: Tahu core bisnisnya?
IAS: Nggak tahu core bisnisnya seperti apa.

H: Sumber dana Rp 5 miliar dari Eko Hendri siapa?
IAS: Teman dianggap saudara.

H: Kapan Eko bertemu terdakwa?
IAS: Pertemuan di Kempinski. Saudara saya akan mencarikan sesuai minimal 50 persen.

H: Untuk Rp 2 miliar dan Rp 1 miliar?
IAS: Dari keluarga dan tim pemenangan.

H: Kenapa bisa turun jadi Rp 8 miliar dari Rp 10 miliar?
IAS: Dalam proses perjalanan kami berkomunikasi bahwa dari awal kami punya keterbatasan pendanaan tapi kami coba cukupkan. Melalui Pak Ahmad Fathanah saya menyampaikan mohonlah sebagai saudara dikomunikasikan. Yang jelas syarat pertama separuh dan Rp 2 miliar dan Rp 1 miliar.

H: Berhubungan dengan Anis Matta dan Luthfi Hasan?
IAS: Setelah diputuskan kami tidak pernah berhubungan. Sejak segala sesuatu berurusan dengan Fathanah.

H: Setelah bayar Rp 8 miliar keluar keputusan rekomendasi?
IAS: Waktu Rp 7 miliar sudah keluar.

H: Yang tandatangan surat keputusan (rekomendasi dukungan)?
IAS: DPP

H: Siapa?
IAS: Presiden PKS dan sekjen, Pak Luthfi dan Pak Anis. Kami menerima (rekomendasi) di Makassar dalam acara maulid dan diserahkan secara resmi di depan jajaran pegurus PKS. Ini membuktikan rekomendasi PKS ditujukan untuk pasangan Ilham-Aziz

H: Ada uang lain yang diserahkan ke terdakwa?
IAS: Tidak ada.

H: yang Rp 1 miliar?
IAS: Ke PKS, itu penguatan saksi mendekat hari pemilihan.

H: Saksi Najamudin (Korwil PKS Sulawesi) ikt negosiasi mengenai Rp 10 miliar?
IAS: Waktu pembicaraan awal beliau mengikuti.

H: Setahu saudara Fathanah orang PKS?
IAS: Saya tidak kenal baik dengan hubungan struktural tapi dia sangat dekat dengan petinggi PKS.

H: Apa Fathanah orang penting di DPP PKS?
IAS: Itu yang kami tidak tahu, tapi dekat dengan pimpinan PKS, dengan Luthfi Hasan dengan sekjen Anis Matta.

H: Tahu darimana mereka dekat?
IAS: Waktu rakernas di Makassar beliau (Fathanah) orang paling sibuk mengatur-atur sehingga semakin yakin beliau dekat dengan PKS. Dari proses perkenalan saya intens komunikasi agar dapat dukungan dari PKS karena PKS salah satu partai yang memiliki infrastruktur jaringan di bawah yang sangat baik, sehingga kami sangat berkepentingan mendapat dukungan PKS.

H: Pembicaraan Rp 10 miliar diputus di mana?
IAS: Di pusat melalui Ahmad Fathanah

H: Saudara dengar langsung?
IAS: Dari sekjen pernah menyampaikan setelah itu ke Fathanah

H: Anis Matta ngomong langsung?
IAS: Langsung berdasarkan proposal, setelah disampaikan biaya pemenangan di Sulsel Rp 10 miliar.

H: Surat proposal?
IAS: Pembicaraan disampaikan Fathanah bahwa Rp 10 miliar dari sekjen menyampaikan. Setelah itu nego kami dari Fathanah tidak lagi melibatkan DPP.

H: Informasi itu dapat dari sekjen apa Fathanah?
IAS: Sekjen melalui Ahmad Fathanah.

H: Langsung sekjen ngomong?
IAS: Melalui Fathanah.

H: Semua pembiayaan diketahui dari terdakwa?
IAS: Iya terdakwa. Dan saya yakin dia tidak akan bohong.

H: Uangnya itu ke rekening pribadi Fathanah apa partai?
IAS: Ke rekening pribadi, kemudian kami sering komunikasi ke tim PKS, apa tim berjalan? Ternyata berjalan, itu menandakan dana yang kami berikan ke Fathanah itu benar. Walau besarannya kami tidak tahu. Semua pemenangan berjalan

H: Anda tahu berapa duit dikasih ke tim pemenangan?
IAS: Kurang lebih sekitar Rp 7 miliar, hampir Rp 8 miliar

H:Banyak betul duit disini, ngomong ini duit. Mahal ya berdemokrasi.
IAS: Sangat mahal karena berhubungan dengan banyak orang.

H: Anda diusung Demokrat, PKS, Hanura dan partai kecil lainnya, anda dari partai apa?
IAS: Ketua Demokrat

H: Kenapa minta dukungan PKS? IAS:Karena jumlah prosentase partai nggak cukup harus 15 persen.

H: Kursi Demokrat?
IAS: Ada 10 kursi di provinsi, yang kita butuh 13.

H: Apa untuk dukungan konsekuensinya harus membeli, menyiapkan dana?
IAS: Biasanya parpol mengharapkan dana finansial dari kandidat karena digunakan untuk pemenangan.

H: Kalau Partai Demokrat tidak perlu siapkan dana?
IAS: Karena yang diusung kader sendiri

H: Hanura disiapkan seperti PKS? IAS: Tergantung negoisasi, tapi kami lihat partai yang betul-betul infrastruktur kuat.

H: Untuk Hanura berapa?
IAS: Tidak sebegitu, ya Rp 2,5 miliar. Cuma PKS infrastruktur jaringannya.

H: Kenal Anis Matta?
IAS: Kenal, pimpinan PKS

H: Hubungan lain?
IAS: Tidak ada

H: Hubungan kekeluargaan?
IAS: Kebetulan memang istri beliau dengan istri kami punya hubungan keluarga

H: Anis Matta pegang jabatan apa waktu itu?
IAS: Sekjen.

H: Kalau kenal Anis kenapa pakai Fathanah?
IAS: Kedekatan kami dengan Anis Matta tidak sedekat dengan Ahmad Fathanah

H: Pertemuan di Kempinski?
IAS: Informal di Kempinski pembicaraan yang lebih fokus pada pembicaraan gubernur Sulsel

H: Dia (Fathanah) fasilitasi?
IAS: Beliau yang mungkin bisa lebih gampang melakukan komunikasi, sehingga pertemuan pertama, semenjak itu kami jarang berkomunikasi dengan Anis Matta

H: Anis Matta dan Luthfi Hasan bilang urusan Sulsel diserahkan ke Fathanah, Anda dengar sendiri?
IAS: Iya waktu rakernas. Para petinggi hadir, Fathanah memfasilitasi ketemu petinggi. Setelah itu komunikasi dengan Ahmad Fathanah.

(fdn/mad)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads