"Saya tadi di dalam dicecar 27 pertanyaan, kebanyakan menanyakan soal konflik," ujarnya usai uji kelayakan di DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (17/9/2013).
Sebagai mantan Kabareskrim Polri, ia mengusulkan program pertukaran intelijen jika resmi menjadi duta besar. Tujuannya adalah untuk bertukar informasi sehingga dapat ditemukan penyelesaian yang komprehensif.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jangan sampai nanti ada warga negara kita yang tiba-tiba jadi relawan ke sana. Ini merusak hubungan bilateral antara kita dengan Myanmar, jadi pertukaran informasi intelijen dibutuhkan untuk mengantisipasi hal ini," paparnya.
Ito menepis anggapan bahwa jabatan duta besar adalah sebagai balas jasa setelah purnabakti. Dirinya bahkan tidak mengetahui akan diajukan sebagai calon duta besar.
"Belum, belum ada komunikasi sebelumnya dengan pemerintah, saya juga tidak tahu siapa yang mengusulkan saya," ujar pria kelahiran Bogor 60 tahun lalu ini.
(van/nrl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini