Ditembak Saat Berenang ke Korut, Pria Korsel Tewas Dihujani Ratusan Peluru

Ditembak Saat Berenang ke Korut, Pria Korsel Tewas Dihujani Ratusan Peluru

- detikNews
Selasa, 17 Sep 2013 14:25 WIB
Seoul, - Militer Korea Selatan (Korsel) mengkonfirmasi insiden penembakan seorang pria yang mencoba berenang melintasi sungai perbatasan menuju Korea Utara (Korut). Pria tersebut tewas setelah pasukan Korsel melepas ratusan tembakan ke arahnya.

Dalam konferensi pers usai insiden pada Senin, 16 September itu, pejabat tinggi militer Korsel Brigjen Cho Jong-Sul membenarkan tindakan yang diambil pasukan perbatasan Korsel tersebut. Menurutnya, mereka telah melakukan protokol yang tepat.

Nam Yong-Ho, pria Korsel berumur 47 tahun, tewas ditembak pada Senin (16/9) sekitar pukul 14.30 waktu setempat, saat mencoba berenang melintasi sungai Imjin menuju Korut. Dikatakan Brigjen Cho, para tentara yang ditempatkan di pos keamanan setempat telah berulang kali mengingatkan Nam untuk berhenti. Namun pria itu mengabaikan peringatan tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Komandan unit kemudian memerintahkan anak buahnya untuk melepas tembakan. Sebanyak 30 tentara kemudian menembaki Nam. "Beberapa ratus tembakan dilepaskan," kata Cho seperti dilansir kantor berita AFP, Selasa (17/9/2013).

Aksi pembelotan dari Korsel menuju Korut sangatlah langka terjadi. Selama ini yang sering terjadi adalah pembelotan dari Korut menuju Korsel. Dalam kurun waktu 20 tahun terakhir, baru sekali ini terjadi aksi penembakan pasukan Korsel terhadap seseorang yang mencoba membelot ke Korut.

Motif Nam sebenarnya masih belum jelas. Pejabat-pejabat Kementerian Pertahanan Korsel yakin bahwa dia berusaha untuk membelot ke Korut. Namun belum jelas mengapa dia memilih untuk berenang di siang hari bolong melintasi wilayah perbatasan yang sangat dijaga ketat tersebut.

Cho bersikeras, para prajurit perbatasan telah merespons dengan tepat. "Para tentara memang seharusnya menembak mereka yang mengabaikan peringatan militer dan kabur di wilayah-wilayah perbatasan," tegas Cho.

Perang Korea tahun 1950-1953 hanya diselesaikan dengan gencatan senjata, bukan perjanjian damai. Ini artinya, Korsel dan Korut secara teknis tetap dalam keadaan konflik.

Wakil Menteri Pertahanan Kosel Baek Seung-Joo juga membela tindakan para prajurit. Alasannya, wilayah perbatasan antar-Korea yang dijaga ketat itu "berbeda" dari perbatasan-perbatasan lainnya.

"Ini mungkin sulit bagi warga asing untuk memahami... namun kedua Korea masih berperang," cetusnya kepada para wartawan asing di Seoul.


(ita/nrl)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads