"Rekrutmen kepemimpinan harus ciptakan iklim setiap orang yang merasa terpaggil terbuka, jadi proses demokrasi, partisipasi, dan transparansi, dan itu yang pernah kami lakukan," kata Akbar sembari mengapresiasi gelaran konvensi capres PD.
Hal ini disampaikan Akbar dalam konferensi pers di kediamannya di Jl Purnawarman No 18 kawasan Senopati, Jakarta Selatan, Selasa (17/9/2013).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Muncul 5 orang, dan 5 orang itu sampai hari ini masih disebut prospektif sebagai capres," kenang Akbar.
Sejumlah peserta konvensi capres Golkar kala itu masih punya nama hingga saat ini. Beberapa juga masih menyimpan ambisi nyapres.
"Ada Pak Wiranto, Pak Aburizal Bakrie, Pak Prabowo yang sekarang disebut elektabilitasnya tertinggi, Surya Paloh," ungkap Akbar.
Kala itu Wiranto yang kini menjadi Ketum Hanura muncul sebagai pemenang konvensi. "Yang menang Pak Wiranto, kami betul-betul laksanakan konvensi, meski dulu ada suara ini akal-akalan Golkar, Akbar Tandjung, tapi dari situ publik tahu dan menyadari kami sungguh-sungguh," katanya.
Meski pada saat itu Wiranto gagal memenangkan Pilpres. "Siapa yang menduga Pak SBY muncul sangat fenomenal dan jadi presiden. Kalau lihat jabatan formal di TNI jelas lah Pak Wiranto lebih tinggi," katanya.
Dia lantas berharap konvensi capres yang dilakukan PD berjalan fair dan demokratis. "Dan sekiranya hasil survei itu jadi keputusan final saya menilai elektabilitas yang dihasilkan konvensi tentu punya elektabiltas tinggi karena publik ikut menilai melalui mekanisme survei yang tak diragukan kredibiltasnya. Ini perlihatkan ada kemjuan dalam politik," katanya.
(van/try)