"Yang masih SMA, yang mau jadi polisi, silakan, kita siap batu dalam hal pembinaan mental dan fisiknya, nanti kita akan godok. Selama memenuhi persyaratan," kata Kepala Biro Perawatan Personel SDM Polri Brigjen Pol Siswaluyo, di Polda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (13/9/2013).
Mereka akan diberikan pendidikan dan pelatihan fisik sebagai persiapan untuk masuk ke Akpol atau Bintara Polri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tidak hanya itu, anak-anak polisi yang menjadi korban penembakan ini akan diangkat menjadi anak asuh pejabat utama Mabes Polri.
"Bagi yang belum ada orang tua asuhnya, pejabat utama Mabes Polri akan ambil anak asuh," ungkapnya.
Pada kesempatan yang sama, putra dari Ipda (Anumerta) Kushendratna, Adrian (17) menyatakan keinginannya untuk menjadi seorang polisi seperti bapaknya.
"Saya baru lulus SMA. cita-cita pengen seperti bapak. Beliau memang tegas dan sopan. Bapak sempat berpesan kepada saya, menyuruh hidup sederhana dan bermanfaat bagi orang lain," kenang Adrian.
Polri memberikan santunan kepada keluarga 3 korban penembakan yakni Ipda (Anumerta) Kushendratna, Aipda (Anumerta) A Maulana Endang dan Ipda (Anumerta) Dwiyatna di Mapolda Metro Jaya. Selain mendapat santunan dari Polri, keluarga 3 korban penembakan itu mendapatkan santunan dari PT Asabri senilai masing-masing Rp 100 juta.
Sementara itu, Direktur Utama PT Asabri, Adam R Damiri mengatakan, pihaknya ke depan akan mengupayakan agar anak-anak peserta asuransi TNI/Polri yang masih bersekolah, mendapatkan beasiswa.
"Ke depan kalau perusaahan memungkinkan dan direstui pemerintah, kita akan ditambah satu program lagi yaitu pemberian beasiswa kepada putra-putra peserta yang tewas dalam tugas," kata Adam.
Upaya ini dilakukan agar istri anggota TNI/Polri yang ditinggal mati suaminya, tidak terbebani dengan memikirkan biaya pendidikan anak-anaknya.
"Sehingga ibu tidak perlu memikirkan biaya pendidikan anaknya yang masih kecil. Mudah-mudahan pemerintah menyetujui program itu," ucap Adam.
(mei/gah)