Dua saksi ahli telematika dipanggil untuk menguji keaslian video. Namun dua saksi ahli itu memberi pendapat yang berbeda, sehingga Badan Kehormatan menyerahkan kasus ini ke polisi.
Namun Tim Penyidik Badan Reserse Kriminal pada Oktober 2012 lalu mengaku tak bisa mengidentifikasi pemeran dalam video tersebut. Surat hasil penyelidikan pun sudah dikirim ke Badan Kehormatan DPR.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Abimanyu adalah salah satu saksi ahli yang dimintai keterangan oleh Badan Kehormatan DPR dalam kasus video tersebut. Pakar digital forensik lain yang juga dimintai keterangan BK saat itu yakni Ruby Alamsyah.
Baik Abimanyu maupun Ruby sepakat meski sudah lama, pemeran video mesum itu bisa dilacak. Asal ada bukti baru yang secara ilmiah bisa digunakan untuk penyelidikan. βItu memang perlu investigasi dan tergantung tingkat kebutuhan dalam setiap kasus,β kata Ruby kepada detikcom, Selasa (3/9) lalu.
Menurut dia setiap kasus digital telematika memiliki tingkat kesulitan yang berbeda. Tanpa bukti baru, kasus ini sulit diselidiki karena video sudah diedit, dan kualitas gambarnya tidak jelas.
Bahkan Abimanyu menolak jika diminta kembali pendapatnya sebagai pakar untuk uji detail materi oleh BK.
Tahun lalu kepada BK DPR Abimanyu menyarankan agar memanggil pemilik salah satu media online yang pertama kali mengunggah video tersebut. Karena kemungkinan mereka masih memiliki video aslinya.
Video asli dengan durasi yang masih belum terpotong akan memiliki kualitas gambar lebih bagus. Sehingga memudahkan untuk mengidentifikasi pelaku perempuan dan pria yang ada di dalam video itu. Sementara kualitas video yang sudah beredar di internet, tidak begitu bagus.
Namun saran Abimanyu tidak pernah dilakukan Badan Kehormatan. Pada saat itu menurut dia, dari dua saksi ahli yang dipanggil, satu mengatakan pemeran video tersebut memiliki kemiripan yang tinggi dengan Karolin, dan yang lainnya tidak mirip.
βSatu bilang iya satu bilang bukan. Jangan kan Badan Kehormatan, lembaga lain pun kayak PBB tidak punya keputusan,β kata Abimanyu.
Setelah pekan lalu memutuskan membuka kembali kasus video mesum tersebut, rencananya Badan Kehormatan akan memanggil tiga pakar telematika dari Universitas Gajah Mada, Universitas Padjajaran, dan Institut Teknologi Bandung. Namun, Abimanyu tetap pada pendiriannya bahwa video mesum tersebut memiliki kemiripan yang tinggi dengan Karolin.
Sementara Ruby enggan memberikan keterangan soal hasil analisanya tentang video tersebut. βBadan Kehormatan saat itu meminta kepada saya untuk tidak memberitahukan kepada publik termasuk teman media,β kata Ruby.
(erd/erd)