Awalnya Irjen Djoko yang berdiri dalam membacakan nota pembelaannya, cukup tenang. Kalimat demi kalimat pembelaan, dia sampaikan dengan intonasi yang teratur, tapi berubah saat menyinggung mengenai nasib keluarganya.
"Saya juga harus berpisah dengan istri dan keluarga saya untuk waktu yang...," ujar Djoko di PN Tipikor Jakarta, Jl Rasuna Said, Jaksel, Selasa (27/8/2013).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
".. yang tidak saya ketahui," sambungnya.
Sampai kalimat-kalimat berikutnya, Irjen Djoko memerlukan waktu lama untuk menyelesaikannya. Djoko mengaku terpukul, namun kepada keluarganya, dia berupaya tetap tabah.
"Saya menenangkan mereka. Saya percaya di balik ini semua ada hikmah yang bisa diambil," ujar Djoko.
Drama tangis juga pernah terlihat saat ayah Dipta Anindita (istri ketiga Irjen Djoko), Djoko Waskito, bersaksi di Pengadilan Tipikor. Ini terjadi ketika mertua mantan Kakorlantas Irjen Djoko Susilo ini dicecar jaksa penuntut umum pada KPK.

Jaksa Pulung Rinantoro dalam persidangan, Selasa (16/7/2013) menanyakan akad nikah Dipta dengan Irjen Djoko. Djoko Waskito mengaku pertama kali bertemu Irjen Djoko saat lamaran di Jalan Sam Ratulangi, Solo, pada Oktober 2008.
"Saya bertemu terdakwa baru sekali pada saat melamar," ujarnya pelan.
Jaksa kemudian menanyakan kepemilikan rumah tempat lamaran tersebut. "Saya nggak tahu itu rumah siapa," kata Djoko lalu terdiam. Dia tertunduk dan menyeka matanya menggunakan sapu tangan.
Nah, terungkap juga di persidangan tentang istri kedua Irjen Djoko yang jelita, Mahdiana. Wanita yang memiliki sejumlah aset itu pernah menyampaikan keinginannya untuk cerai.

Saksi Heni Rayani yang merupakan rekan bisnis sekaligus sahabat Mahdiana mengungkapkan hal ini.
"Mengenai Mas Dika (panggilan Djoko Susilo-red), Mahdiana pernah cerita pernah datang kepada saya, dalam kondisi menangis. 'Saya gak kuat hidup seperti ini, saya mau berpisah'," ujar Heni.
Heni tak sempat menjelaskan panjang lebar mengenai curhatan Mahdiana. Hakim segera memotong kesaksiannya.
(mad/nrl)