5 Aksi Fahri Hamzah Kritik KPK: 'Kartu' Rahasia hingga Heboh Pembubaran

5 Aksi Fahri Hamzah Kritik KPK: 'Kartu' Rahasia hingga Heboh Pembubaran

- detikNews
Sabtu, 24 Agu 2013 10:10 WIB
5 Aksi Fahri Hamzah Kritik KPK: Kartu Rahasia hingga Heboh Pembubaran
(Foto: dok detikcom)
Jakarta - Politisi PKS, Fahri Hamzah, bolak balik melontarkan kritik tajam terhadap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Fahri bahkan mengklaim memegang 'kartu truf' di balik 'serangannya' nan berani ke lembaga antikorupsi itu.

Pernyataan Fahri tidak jarang menuai beragam pro dan kontra di sejumlah kalangan partai dan anggota dewan mulai dari 'tantangannya' diperiksa KPK, penyadapan, hak angket hingga wacana pembubaran KPK.

Berikut 5 aksi Fahri Hamzah kritik KPK:

1. Satu Lawan Satu

(Foto: dok detikcom)
Siapa tak kenal politisi PKS Fahri Hamzah. Anggota Komisi III DPR ini lewat akun mikroblogging twitter kerap menyerang KPK. Yang terbaru dan cukup ramai diperbincangkan, soal kicauannya yang menyebut dirinya tak takut diperiksa KPK. Fahri juga mengaku memiliki banyak rahasia KPK.

"Jangan blackmail saya dengan cara begitu. Kalau berani satu lawan satu. Banyak rahasianya, detil," terang Fahri saat dikonfirmasi soal kicauannya, Jumat (23/8/2013).

Fahri lalu meminta KPK tak membocorkan BAP, pemeriksaan. Menurut dia itu melawan hukum. "Ini akibat kerja tanpa pengawasan," tuding Fahri.

Dia lalu menyitir ucapan Lord Acton bangsawan Inggris soal kekuasaan. Dia membandingkannya dengan kewenangan yang dimiliki KPK.

"Power tend to corrupt, absolute power corrupt absolutely," tutup mantan pimpinan organisasi KAMMI ini.

Menanggapi itu, Juru Bicara KPK Johan Budi meminta Fahri Hamzah tidak terus melontarkan tudingan yang tidak-tidak ke KPK. Johan juga menyarankan agar Fahri tak menebarkan kebencian. Apalagi Fahri dikenal sebagai politisi muslim yang tentu menjaga akhlak.

"Kalau Fahri Hamzah ingin membongkar apa yang dia sebut soal KPK itu harusnya dibuka saja. Jangan menebar kebencian pada KPK, buka saja kalau memang ada kebusukan KPK, biar publik menilai sendiri," jelas Johan di KPK, Jl Rasuna Said, Kuningan, Jakarta, Jumat (23/8/2013).

Johan menjelaskan, KPK dalam setiap penyidikan selalu bersandar pada hukum. KPK bergerak karena adanya alat bukti. KPK tak mungkin menjerat seseorang karena benci pada seseorang atau tidak.

"KPK dalam menegakkan hukum bukan berlandaskan kebencian tetapi alat bukti ada atau tidak. Begitu juga memanggil atau memeriksa seseorang, tergantung dari apakah keterangan orang itu diperlukan atau tidak," jelas Johan.

Johan juga menjelaskan soal kicauan Fahri yang sempat ramai diperbincangkan. Johan menegaskan, pemeriksaan pada Fahri tak pernah dilakukan bukan karena takut, tapi karena tidak ada keperluannya.

"Sampai saat ini KPK belum memerlukan keterangan Fahri Hamzah dalam menangani kasus impor Sapi atau kasus lainnya. Jadi, tidak memanggil Fahri Hamzah bukan karena KPK takut sama Fahri Hamzah, memangnya Fahri Hamzah ini malaikat. Tidak memanggil Fahri Hamzah sampai saat ini karena belum ada keperluan atau belum ada informasi yang ingin KPK peroleh dari Fahri Hamzah," tutupnya.

2. Penyadapan Itu Dosa Besar

(Foto: dok detikcom)
Anggota Komisi III Fahri Hamzah kembali memprotes kewenangan penyadapan KPK. Dalam rapat dengan pendapat dengan pimpinan lembaga antikorupsi itu, Fahri membacakan ayat Alquran untuk mendukung gagasannya itu.

"Korupsi di negara ini bukan soal kejahatan orang. Tapi sistem. Jangan ambil jalan pintas seperti penyadapan," kata Fahri di gedung DPR, Senayan, Kamis (27/6/2013).

Fahri lantas membaca catatan dalam secarik kertas. Dia membacakan surat Alhujurat ayat 12. "Jangan meragukan saya Pak Busyro, saya bisa baca Quran," kata Fahri dengan nada bercanda, sebelum mulai membaca.

Ketika Fahri membaca ayat tersebut, pimpinan KPK dan anggota Komisi III yang hadir dalam forum tersebut mendengarkan dengan khidmat. Setelah Fahri selesai membaca, Ketua KPK Abraham Samad menukas, "artinya?"

Fahri menjawab "Hai orang-orang yang beriman jauhilah prasangka karena sebagian prasangka itu dosa."

"Penyadapan itu dosa besar Pak. Bapak punya penyadapan tapi belum pernah memberikan SOP penyadapan ke kita. Demokrasi itu terbuka," sambung Fahri.

3. Hak Angket Century

(Foto: dok detikcom)
Anggota Komisi III DPR Fahri Hamzah meradang. Dia tak terima dengan penjelasan KPK di kasus Century. KPK dianggap tak terbuka pada DPR. Politisi PKS ini menebar ancaman.

"Jadi kalau tertutup seperti ini, saya juga bisa ajukan angket untuk investigasi KPK. Peser demi peser harus diketahui," jelas Fahri di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (5/6/2013).

Fahri sebelumnya protes dengan sikap KPK dinilai yang tak mau terbuka di rapat Timwas Century. Fahri menilai DPR sebagai lembaga pengawas memiliki kewenangan.

"Maaf ini hubungan antar lembaga. Kalau di negara demokrasi yang mapan, dewan lebih tinggi, Anda diawasi kita mengawasi. Makanya yang mau saya perdebatkan banyak sekali yang diawasi dewan," jelasnya.

Sebelumnya Ketua KPK Abraham Samad menegaskan, kasus Century sudah masuk ranah penyidikan. Sesuai aturan, bila sudah ada di ranah penyidikan kasus akan dibuka di pengadilan. KPK mengikuti proses hukum bukan proses politik.

4. Walk Out

(Foto: dok detikcom)
PKS walkout dari rapat Timwas Century DPR setelah adu mulut dengan pimpinan KPK. Anggota Komisi III DPR Fahri Hamzah menjelaskan persoalannya.

"Pertama BW (Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto-red) pernah bilang secara etis dia tidak akan terlibat dengan kasus Century karena bisa conflict of interest karena dia adalah pengacara LPS dan itu kita terima. Kok sekarang dia hadir," protes Fahri.

Hal ini disampaikan Fahri kepada detikcom, Rabu (5/6/2013).

PKS juga tidak senang disindir oleh Bambang Widjojanto. Sebenarnya Bambang Widjojanto hanya meluruskan bahwa penanganan kasus Century butuh waktu.

"Tiba-tiba dia yang ngomong dan paling ngerti soal kasus ini. Ini kan sudah conflict of interest," protesnya.

Sebelumnya PKS memutuskan walkout dari rapat Timwas Century setelah bersitegang dengan pimpinan KPK yang hadir. 3 Pimpinan KPK hadir dalam rapat ini yakni Ketua KPK Abraham Samad, dan dua wakil ketua KPK yakni Bambang Widjojanto dan Zulkarnaen.

5. Pesan Cinta: Waspadalah!

(Foto: dok detikcom)
Politisi PKS Fahri Hamzah ikut menanggapi kasus tangkap tangan KPK terkait suap impor daging yang menyeret Luthfi Hasan Ishaaq. Meskipun enggan menuding KPK melakukan konspirasi, namun Fahri berpesan kepada KPK untuk waspada dalam menggunakan otoritasnya.

"Messagenya adalah, waspadalah! Saya ingin mengirim pesan penuh cinta pada KPK, kita harus waspada dan tidak boleh mentang-mentang menggunakan otoritasnya," ujar Fahri sebelum memasuki Gedung DPP PKS, Jl TB Simatupang, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Senin (4/2/2013).

Dirinya menyatakan bahwa KPK harus lebih bijak menggunakan kekuasaannya. Ini agar tidak terjadi kesewenang-wenangan dalam mengungkap suatu kasus.

Fahri mengatakan bahwa kekuasaan yang tak terkontrol bisa disebut sebagai sumber korupsi juga. "Saya sudah cukup dalam menganalisa itu. Sekarang kembali kepada kita semua, mau berpikir agak serius terkait masalah ini. Itu saja, tapi saya nggak mau ke situ terus, tapi kami mau ke dalam dulu menyelesaikan masalah kita di dalam," jawab Fahri.

Fahri menyatakan bahwa konspirasi yang ditengarai PKS tidak menuding KPK. Namun demikian, Fahri menyatakan penangkapan Luthfi oleh KPK sangat mengejutkan. Untuk itu kuasa hukum Luthfi akan segera menindaklanjuti penahanan Luthfi.

"Peristiwa-peristiwa yang terjadi itu mengejutkan. Maka kedepan, efek-efek teknis dan legal akan diurai oleh kuasa hukum," tutur Fahri.
Halaman 2 dari 6
(aan/nwk)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads