Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Rikwanto mensinyalir bahwa keberadaan preman di Tanah Abang membuat PKL merasa aman.
"PKL juga menjadi simbiosis, justru dengan dipalakin atau dimintai setoran itu mereka merasa aman, tidak usir dari lapak bahkan dijaga agar mereka bisa jualan di situ," kata Rikwanto kepada wartawan di Jakarta, Jumat (27/7/2013).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam upayanya itu, Pemda DKI mendapat penolakan dari PKL. Pemda DKI menduga adanya praktek oknum preman yang menyewakan lapak-lapak bagi PKL tersebut.
Berkaitan dengan adanya dugaan preman yang menyewakan lapak bagi PKL, kepolisian bekerjasama dengan Pemda DKI untuk menginventarisir kegiatan PKL di lokasi tersebut.
"Kita inventarisir dulu, kegiatan apa yang mereka lakukan, bagaimana mereka bisa berjualan di situ. Nanti akan kelihatan siapa saja yang akan jadi target proses hukum," ujar dia.
Biaca soal penertiban preman, Rikwanto mengatakan, kepolisian melakukan operasi berkaitan dengan premanisme itu setiap hari. Tetapi, hanya sebatas keberadaan preman yang meresahkan masyarakat, seperti mematok tarif parkir yang tinggi atau melakukan pemalakan.
"Kita sudah jaring preman dari Tanah Abang, Bekasi, juga Jakarta Barat, tetapi tidak bisa diproses hukum. Kita proses hukum kalau ada senjata tajam, dan hanya dikenakan UU darurat," tukasnya.
(mei/fiq)