"Untuk peringatan dari KPK, terus terang saya belum dengar secara langsung. Saya tidak tahu kalau misalnya ada anggapan kalau proyek kami di Pantura proyek bancakan atau proyek abadi. Tapi yang jelas, jalur di pantura panjangnya 1.300 km, dan itu perlu pembenahan secara berkelanjutan," jelas Menteri PU Djoko Kirmanto.
Hal itu disampaikan Djoko Kirmanto saat ditanya mengenai adanya dugaan korupsi di jalur pantura dalam jumpa pers persiapan lebaran di Kementerian PU, Jalan Pattimura, Blok M, Jakarta Selatan, Jumat (26/7/2013).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi nggak mungkin kita bisa melaksanakan proyek yang langsung selesai. Seperti misalnya menutup akses jalan di situ kemudian kita selesaikan proyek. Jadi memang bertahap. Jadi kalau dikatakan proyek di situ terus menerus dilakukan itu di titik mana dulu, karena pantura ini kan panjang," imbuhnya.
Djoko mencontohkan, tahun ini ada perbaikan di Brebes, di satu titik sepanjang 2 km. Nah, tahun depan, perbaikan itu dilakukan di titik lain.
Sedangkan untuk pendanaan, dijelaskan Dirjen Bina Marga Djoko Harjanto, untuk anggaran perbaikan pantura tahun 2013 ini adalah Rp 1,2 triliun. Hingga Juli 2013, anggaran sudah terserap 40 persen.
"Sudah digunakan buat bangun fly over dan memperbaiki jalan," jelas Harjanto.
Sedangkan anggaran untuk bahan perbaikan jalan, Kementerian PU menggunakan 2 bahan. Pertama adalah beton. Anggaran beton ini Rp 4 miliar sampai Rp 5 miliar per kilometer.
"Beton bisa tahan sekitar 10 ton (beban jalan), jangka waktu 10 tahun," jelas dia.
Sedangkan bahan kedua, adalah aspal berkualitas tinggi, dengan anggaran 20 persen lebih murah dari anggaran beton per kilometer. Beban jalan dan jangka waktu pemakaian aspal ini sama dengan beton, 10 ton dengan waktu 10 tahun.
"Beton ada 229 km yang tersebar di 1.300 km, dan aspal 106 kilometer yang tersebar sepanjang 1.300 km," jelas Harjanto.
(nwk/nrl)