Mendengar pertanyaan itu, Gubernur DKI Jakarta ini sadar diri jika bobotnya yang hanya 54 kg tidak pantas untuk menjadi Kapolri.
"Saya lihat body saya juga. Masa body begini. Yang salah itu yang tanya, berat 54 kg gini," ujar Jokowi sambil tersenyum.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Puluhan siswa Sekolah Pimpinan Tinggi (Sespimti) Polri pendidikan reguler ke-22 tahun 2012 tampil sebagai peserta. Mendengar jawaban itu, semua peserta tertawa.
Jokowi tentunya tidak ingin insiden ajudannya yang lebih dikenal warganya saat menjadi Walikota Solo dibanding dirinya, terulang lagi.
"Nanti terulang lagi waktu saya jadi walikota. Ajudan saya lebih ganteng daripada saya. Dia yang lebih sering disalamin daripada saya padahal saya walikotanya," kata Jokowi yang mengenakan kemeja putih ini, disambut tawa.
Dalam kesempatan itu, Jokowi memberikan tips untuk menjadi Kapolri. Menurut Jokowi, menjadi Kapolri itu harus netral.
"Tapi paling hanya satu, tegas. Tidak terbebani kepentingan ekonomi, politik, pengaruh kekuasaan. Sehingga betul-betul bisa apapun yang diputuskan itu jadi enak dan bawahan juga akan mengikuti," paparnya.
Jokowi juga menyebut, pemimpin itu juga harus mengerti siapa rakyatnya dan mau mendengarkan kebutuhan masyarakatnya.
"Pemimpin harus kembali ke rakyat, bisa baca imajinasi, harapan. Pesan dan pikiran, rakyat, itu dibutuhkan dalam kepemimpinan horizontal," tuturnya.
(nik/nrl)