Pengumuman dilakukan secara terbuka dengan ditampilkan dalam layar raksasa. Sebelum ditampilkan di layar, tim pemeriksa menjelaskan program komputer yang digunakan untuk mengolah hasil seleksi dan dipastikan tidak terhubung dengan internet serta bebas dari virus. Kemudian sebuah boks besi yang berisi dokumen hasil pengumuman dikeluarkan dan disaksikan oleh perwakilan calon taruna dan taruni.
Dokumen tersebut selanjutnya diberikan kepada operator yang kemudian menampilkan hasil-hasil seleksi jasmani, kesehatan, psikologi, akademik, dan penampilan. Dalam tabel yang ditampilkan tersebut, tercantum nomor, nama dan keterangan lulus terpilih atau tidak terpilih.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya tidak lulus," kata seorang calon taruna sambil menyeka air matanya, Aula Graha Cendekia, komplek Akpol, Semarang, Kamis (25/7/2013).
Tidak hanya para calon taruna taruni yang tegang, orangtua mereka yang duduk di kursi paling belakang satu persatu berdiri untuk melihat tabel yang terpampang di layar raksasa. Pengumuman tersebut dibacakan oleh tim pemeriksa.
Wakapolri Komjen Nanan Soekarna mengatakan ditampilkannya pengumuman pada layar raksasa itu sebagai bentuk transparansi penerimaan taruna dan taruni akpol agar terhindar dari isu KKN.
"Semua dalam rangka transparansi dan keterbukaan penerimaan taruna dan taruni Akpol yang diisukan ada yang KKN baik sebelum atau setelahnya nanti," kata Wakapolri dalam sambutannya.
Animo pendaftar calon Taruna Akpol di seluruh Indonesia tahun ajaran 2013 ini mencapai 19.327 orang. Mereka terdiri 17.208 pendaftar pria dan pendaftar wanita sebanyak 2.119 orang.
Setelah melalui seleksi di masing-masing kepolisian daerah masing-masing dan melalui berbagai macam seleksi. Sementara kuota yang harus disaring sebanyak 439 orang. Dari jumlah tersebut selanjutnya disaring kembali menjadi 300 calon Taruna Akpol, mereka terdiri dari 250 pria dan 50 wanita. Nilai tertinggi dalam seleksi tersebut yaitu 94 dan terendah 34.
(alg/try)