"Anak-anak telah meninggal! Alaa! Abbas! Ali! Sekarang saya punya tiga martir!" cetus Juburi dengan suara gemetar seperti dilansir kantor berita AFP, Selasa (23/7/2013). Air mata pun terus membasahi wajah pria itu.
Ammar (17) berdiri di dekat ayahnya di rumah duka di Baghdad tengah. Remaja putra itu menerima ucapan dukacita atas kematian dua saudaranya dari para pelayat yang berdatangan ke rumah mereka. Ammar kini satu-satunya anak laki-laki yang dipunyai Juburi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Alaa dan Abbas tewas hanya beberapa hari menjelang peringatan enam tahun kematian saudara kandung mereka, Ali pada 23 Juli 2007 lalu. "Pada 2007, bom mobil di tempat yang sama juga menewaskan Ali, hanya sepekan sebelum dia akan menikah," tutur Juburi.
Dikatakan Juburi, Alaa memiliki tiga putra dan seorang bayi perempuan yang baru lahir. Sementara Abbas akan bertunangan usai berakhirnya bulan Ramadan nanti. "Sekarang saya cuma punya Ammar," kata Juburi sembari melihat ke arah putra bungsunya.
Juburi merasa terhibur dengan banyaknya pelayat yang datang. "Jika orang-orang ini tidak ada di sini, saya akan mati karena berduka," ujar Juburi.
"Saya merasa sangat menderita, saya mungkin akan mati. Kita semua berasal dari Tuhan dan akan kembali kepada-Nya. Semua ada di tangan Tuhan," ujarnya pasrah.
Lebih dari 600 orang telah tewas dalam berbagai serangan bom dan penembakan di Irak bulan ini. Otoritas Irak telah gagal menghentikan kekerasan yang terus meningkat, bahkan terburuk di negeri itu sejak tahun 2008.
(ita/nrl)