Seluruh trotoar hingga sebagian badan jalan dipenuhi oleh para pedagang. Pejalan kaki yang keluar masuk stasiun harus melewati tengah-tengah lapak pedagang. Kemacetan di ruas Jalan Pegangsaan Barat tak terhindarkan.
Para pedagang mengaku berjualan di area tersebut karena omsetnya meningkat. Barang dagangannya juga lebih mudah terlihat oleh pembeli, sehingga menambah jumlah pelanggan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Aida yang sudah belasan tahun memproduksi parcel lebaran ini mengaku selama Ramadan dapat menjual hingga 300 parcel. Harganya variatif, dari Rp 250.000 hingga 1 juta.
"Omset saya selama Ramadan bisa sampai 80 juta," ungkapnya.
Meskipun berjualan di jalan dan menghambat lalu lintas, ia tidak khawatir akan ditertibkan oleh Satpol PP. Sebab ia dan para pedagang lain sudah mengantongi izin dari Kecamatan Menteng.
"Kita bayar sewa ke kecamatan 600 ribu sebulan. Itu sudah semua, termasuk uang kebersihan dan listrik," terangnya.
Menurutnya jalan tersebut sudah puluhan tahun dijadikan tempat berjualan parcel setiap Bulan Ramadan. Pedagangnya sudah saling kenal dan merupakan warga sekitar.
"Kita nggak sembarangan jualan di sini. Sudah saling kenal semua, termasuk dengan orang kecamatan. Orang baru biasanya ditolak," ungkap pedagang lain, Mila.
Sehari-harinya Aida dan pedagang lain berjualan di Pasar Kembang yang lokasinya tidak jauh dari Stasiun Cikini. Mereka menempati Jalan Pegangsaan Baru setiap awal Ramadan hingga sehari sebelum hari raya. Para pedagang ini berjualan selama 24 jam non stop.
"Kita produksi langsung di sini. Selama 24 jam aman-aman saja," kata Mila.
(kff/gah)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini