Dalam surat tersebut, para mantan pembuat kebijakan tersebut mengatakan, terpilihnya ulama Rowhani memberikan kesempatan besar untuk bernegosiasi dengan Iran soal isu nuklir.
Rowhani akan dilantik menjadi presiden Iran pada 3 Agustus mendatang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mereka pun mengimbau pemerintah AS untuk bersiap "menurunkan" sanksi-sanksinya terhadap Iran sebagai ganti atas konsesi yang dicapai dengan negara republik Islam itu.
Surat tersebut ditandatangani oleh 29 mantan pejabat AS. Mereka termasuk diplomat veteran Thomas Pickering yang pernah menjabat sebagai Dubes AS untuk PBB, Anne-Marie Slaughter yang menjadi pembantu utama mantan Menteri Luar Negeri (Menlu) Hillary Clinton, serta Larry Wilkerson, kepala staf mantan Menlu Colin Powell.
Surat ini disampaikan sehari setelah Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu kembali melontarkan pernyataan kerasnya mengani program nuklir Iran. Netanyahu menegaskan, Israel mungkin akan terpaksa mengatasi masalah tersebut sebelum AS mengambil tindakan.
Netanyahu bahkan menyebut Rowhani sebagai "serigala berbulu domba." Menurut Netanyahu, Rowhani ingin "tersenyum dan memproduksi bom".
Sebelumnya, saat kampanye kepresidenan, Rowhani telah menyerukan tentang perlunya memiliki hubungan yang lebih baik dengan Barat.
(ita/nrl)