"Sedang diperiksa hari ini di bagian kejiwaan," kata Kabid Pelayanan Kedokteran Kepolisian (Dokpol) RS Polri Kramatjati Kombes Pol Ibnu Hajar kepada detikcom, Senin (15/7/2013).
Ibnu mengatakan, setelah pemeriksaan itu kondisi kejiwaan Sigit dapat diketahui dengan pasti. "Biasanya 2 minggu baru ketahuan hasilnya," katanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penemuan ini bermula ketika Bambang (57) hendak menemui ibunya di TKP. Saat itu, ia bertemu dengan Sigit yang merupakan adiknya. Ketika ditanya di mana ibunya, Sigit mengatakan bahwa ibunya sudah meninggal. Namun, Sigit tidak menjawab ketika ditanya di mana jasad ibunya dikubur.
Bambang kemudian menanyakan perihal kematian ibunya itu kepada tetangga. Namun tetangga tidak ada yang mengetahui kapan Amini meninggal.
Bambang lantas bersama tetangganya kembali ke rumah ibunya. Ia lalu mendapati tengkorak dan tulang-tulang diduga kerangka jasad ibunya dalam baskom di rumah tersebut. Bambang menduga, Sigit telah membunuh ibunya itu.
Sigit yang diamankan polisi mengaku memotong-motong jasad ibunya karena sudah meninggal dan membusuk. Lantaran tidak ada orang yang mengubur jasad Siti, Sigit lalu memilah tulang dan daging korban yang telah membusuk, lalu dimasukkan ke dalam karung.
Berdasarkan keterangan tetangga korban, Sigit stres dan kerap mengamuk bila kambuh. Ibu korban sendiri semasa hidupnya, sempat yakin kalau anaknya tidak akan menyakitinya.
Tetangga menyebut Sigit mengoleksi sejumlah senjata tajam. Bila dia kambuh, dia akan mengacung-acungkan golok sehingga membuat tetangga takut.
(nal/nrl)