"Kita merupakan bangsa yang menghormati hukum, dan juri (pengadilan-red) telah memutuskan," ujar Obama dalam pernyataannya seperti dilansir AFP, Senin (15/7/2013).
"Sekarang, saya minta setiap rakyat Amerika untuk menghormati seruan tetap tenang demi menghormati kedua orangtua yang kehilangan putra mereka yang masih muda," imbuhnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun Obama mengkaitkan kasus ini dengan masalah pengendalian dan pembatasan senjata api yang susah diterapkan di AS. Obama berusaha keras mendorong peraturan pembatasan senjata api ini sejak awal tahun ini, namun sayangnya dia gagal.
"Kita seharusnya bertanya pada diri kita, sebagai individu dan sebagai anggota masyarakat, bagaimana kita bisa mencegah tragedi seperti ini di masa mendatang. Sebagai seorang warga negara, hal ini menjadi tugas kita semua. Dengan cara itulah kita menghormati Trayvon Martin," tutur Obama.
Kasus ini memicu perhatian besar publik Amerika karena berbau ras. Terdakwa dalam kasus ini, George Zimmerman (29) yang seorang penjaga lingkungan, menembak mati seorang remaja kulit hitam Trayvon Martin (17) pada Februari 2012 lalu di Florida.
Dua isu besar membayangi kasus ini, yakni masalah ras dan kepemilikan senjata api yang masih menjadi polemik di AS. Puncaknya pada pembacaan vonis, pengadilan menyatakan Zimmerman tak bersalah dan membebaskannya dari seluruh dakwaan.
Parahnya lagi, pengadilan menyatakan aksi penembakan yang dilakukan Zimmerman merupakan tindakan pembelaan diri yang tidak melanggar hukum. Vonis ini sontak memicu kemarahan publik yang menilai sistem hukum di Amerika tidak memihak kaum minoritas. Selain di New York, aksi unjuk rasa juga terjadi di sejumlah wilayah lainnya, seperti San Francisco, Philadelphia, Chicago, Washington dan Atlanta.
(nvc/trq)