Copet pemijat biasanya beraksi tak sendiri. Dia naik ke angkot kosong bersama dua atau tiga rekannya. Mereka tak pernah mau duduk di depan atau di samping sopir.
Awalnya, ada seorang pria yang membagikan brosur klinik kesehatan. Lalu dia akan pura-pura memijat kaki penumpang sambil pelan-pelan berusaha mengeluarkan ponsel dari kantong celana.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ibnu Solihin, salah seorang warga yang pernah jadi korban aksi ini menyarankan penumpang tidak turun mengejar pelaku. Ponsel yang terjatuh biasanya tak dibawa oleh si pemijat, melainkan diamankan oleh dua rekannya yang lain di angkot.
"Jangan panik. Seperti yang saya lakukan adalah secara refleks saya minta angkot berhenti dan kemudian saya merogoh paha orang yang di samping saya. Ternyata HP saya memang telah jatuh dan 'diamankan' dengan cara ditindih oleh paha orang yang duduk di sebelah saya," terang Ibnu dalam email kepada detikcom, Selasa (9/7/2013).
Menurut Ibnu, tidak mungkin ponsel diambil si pemijat karena pasti akan terlihat. Justru, ketika korban panik dan mengejar, maka anggota komplotan lain yang menguasai ponsel.
"Juga jangan percaya dengan kata-kata penumpang lain yang mengatakan si pemijat yang mengambil," bebernya.
(mad/nrl)