Perintah itu dikeluarkan Pengadilan Tinggi di Sydney dalam rangka gugatan massal terhadap perusahaan Rolls Royce yang membuat mesin tersebut setelah terjadinya ledakan dalam pesawat Qantas menuju Australia.
Minggu lalu para pengusut kecelakaan membenarkan bahwa penyebab ledakan itu adalah pipa yang dirancang untuk menampung minyak dan melumas mesin ;Trent 900 ;Rolls Royce.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada waktu itu Qantas serta merta menyalahkan Rolls Royce, dan CEO Qantas Alan Joyce mengajukan gugatan terhadap perusahaan itu yang diselesaikan dalam tempo beberapa bulan dengan pembayaran 90-juta dollar.
Sekarang, kantor pengacara LHD berharap gugatan massal akan membuahkan hasil yang sama untuk mengganti kerugian ekonomi maupun non-ekonomi para penumpang dan awak pesawat.
Sebagian besar awak pesawat dalam penerbangan itu sudah mendaftarkan diri dalam gugatan massal tersebut dan LHD berharap para penumpang juga akan mengikuti jejak mereka.
Cabin crew: 'Kami tahu betapa berbahayanya keadaan itu'

"Itu menakutkan karena kami tahu betapa berbahayanya saat itu, dan kami mendapat banyak informasi dari manager kami bahwa banyak masalah," katanya. ;
Lam tahu bahwa pendaratan akan riskan, tapi katanya selama satu jam pesawat terbang pelan-pelan di atas landasan juga membuatnya ketar-ketir.
"Saya pikir sudah selesai, tapi kemudian terjadi lagi sesuatu, dan saya baru menyadari bahwa para penumpang telah mulai menyalakan telefon genggam mereka," katanya.
"Saya ngeri, karena tidak semestinya menyalakan handphone selagi ada bahan bakar disitu.
"[Sekarang] saya kesulitan mengisi bensin mobil, dan menderita serangan panik setiap kali menghirup uap bensin, dan bahkan mengalami cemas kalau duduk di kursi penumpang selagi orang lain mengisi bensin." ;
Lam didiagnosa menderita gangguan stress pasca trauma (Post Traumatic Stress Disorder) dan telah dua kali gagal balik bekerja.
Kejadian itu sekarang mengancam karirnya.
"Saya tidak tahu apa yang akan saya lakukan di masa mendatang, saya tidak punya rencana untuk melakukan pekerjaan lain," katanya.
"Sepertinya tidak ada pilihan bagi saya, saya tidak bisa melihat masa depan saya disini."
'Sangat mengerikan'
Jo-Ann Webb, seorang penumpang, juga ikut dalam gugatan itu dan ingat dengan jelas ledakan yang "mengerikan" itu."Saya ketakutan sewaktu mendengar dua ledakan dan pada saat yang sama pesawat bergetar dua kali," kata Webb. ;
Jo-Ann Webb tinggal di Hong Kong tapi sejak peristiwa itu tidak bisa terbang sendirian, sehingga sulit baginya untuk mengunjungi keluarga di Inggris. ;
"Jelas saya pikirI Rolls Royce harus bertanggungjawab kepada banyak orang," she said.
"Saya yakin banyak orang lainnya yang keadaan emosionalnya lebih buruk daripada saya, tapi saya ingin berada di sana untuk memberikan dukungan bagi mereka juga."
(nwk/nwk)