Peneliti dari Universitas Cambridge menemukan, para tentara Perang Salib yang hidup pada abad ke-12 ternyata hidup dengan parasit di dalam tubuhnya. Hal ini menguatkan penelitian sebelumnya yang menyebutkan tingginya angka kematian dalam perang Salib akibat malnutrisi dan penyakit menular.
Pengujian sampel dilakukan pada sebuah jamban kuno dari batu yang ditemukan di Kastil Saranda Kolones, yang merupakan benteng pertahanan tentara perangan Salib pada masa Raja Richard dari Inggris pada tahun 1191. Dari jamban tersebut, peneliti menemukan adanya dua jenis telur parasit, yaitu telur cacing gelang dan telur cacing cambuk. Kedua parasit tersebut diketahui dapat hidup di usus manusia dan dikeluarkan pada saat buang air besar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penelitian tersebut juga dituliskan dalam jurnal Paleopatologi Internasional. Jurnal tersebut menyebutkan penemuan parasit ini menunjukkan bagaimana tentara perang Salib abad pertengahan memiliki risiko kekurangan gizi dan kelaparan pada saat perang. Cacing-cacing yang hidup di usus mereka bersaing dengan tubuh untuk menyerap nutrisi.
Besar dugaan bahwa sanitasi yang buruk nampaknya yang telah merenggut nyawa para tentara tersebut. Diperkirakan sekitar 15-20 persen tentara perang Salib meninggal pada saat ekspedisi karena kekurangan gizi dan penyakit menular.
Kastil Saranda Kolones, yang secara harfiah berarti '40 kolom' diduduki selama 30 tahun oleh para tentara perang Salib. Kastil itu ditinggalkan setelah gempa bumi pada tahun 1222 dan tidak pernah dibangun kembali.
(rni/nvc)