“Kami banyak belajar tentang Islam dan muslim di Indonesia,” ujarnya kepada Detik. “Fantastis! Kami belajar keragamanan budaya dan agama di Indonesia, juga isu-isu problem keadilan sosial.”
Ia berharap pelajaran berharga yang didapat dari bertemu dengan masyarakat Indonesia dan melawat ke sejumlah lembaga dan sekolah Islam di Jakarta, Yogyakarta, serta Bandung bisa diterapkan di Australia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adapun dari Indonesia ada sekitar 5 pemuda yang dikirim untuk bersilaturrahmi dengan muslim Australia. Seperti juga Maha, kelima peserta ini bertukar pikiran tentang permasalahan agama dan sosial kemasyarakatan disana.
Selama dua pekan duta pemuda muslim dari Indonesia itu berkunjung ke Melbourne, Sidney, dan Canberra untuk bertemu dengan pelbagai organisasi Islam dan warga Australia pada 14 April lalu.
“Sungguh sangat menarik,” kata Duta Besar Australia di Indonesia Greg Moriarty di rumah dinasnya usai menjamu perwakilan peserta MEP 2013 dari Indonesia dan Australia, Senin (17/6/2013) malam.
“Saya berharap ada saling hubungan yang lebih erat antarsesama muslim di Australia dan Indonesia,” katanya. Hal hampir senada juga disampaikan Wakil Rektor Universitas Paramadina Totok Amin Soefijanto.
“Australia bukan sekadar negara tetangga dekat Indonesia,” kata Totok. “Australia sahabat Indonesia. Apa yang terjadi di Australia, juga terjadi di Indonesia.” Program MEP sendiri sudah berjalan sejak 2002.
(nrl/nrl)