Buntut Penembakan Kapal Nelayan, Taiwan Stop Rekrutmen Pekerja Filipina

Buntut Penembakan Kapal Nelayan, Taiwan Stop Rekrutmen Pekerja Filipina

- detikNews
Rabu, 15 Mei 2013 10:48 WIB
kapal nelayan Taiwan sebelum ditembaki (AFP)
Taipei, - Filipina dan Taiwan terus bersitegang. Presiden Taiwan Ma Ying-jeou bahkan memutuskan untuk menghentikan rekrutmen tenaga kerja Filipina. Langkah ini diambil terkait penembakan kapal nelayan Taiwan oleh petugas penjaga pantai Filipina.

Seorang nelayan Taiwan berumur 65 tahun tewas dalam insiden yang terjadi 9 Mei tersebut.

"Presiden Ma menyampaikan ketidakpuasannya yang sangat besar atas kurangnya ketulusan dan perubahan sikap Filipina," kata juru bicara Presiden Ma, Lee Chia-fei seperti dilansir kantor berita AFP, Rabu (15/5/2013).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ditambahkan Lee, Presiden Ma juga telah memutuskan untuk menarik pulang perwakilan Taipei untuk Manila. Duta besar de facto Filipina untuk Taiwan, Antonio Basilio, juga telah diminta untuk kembali ke Manila terkait kasus ini.

Keputusan ini disampaikan Taipei meski Basilio telah menyampaikan permintaan maaf usai pertemuan tertutup dengan Menteri Luar Negeri Taiwan David Lin pada Selasa, 14 Mei kemarin.

Lee menekankan, Presiden Ma tetap pada tuntutannya agar Manila mengeluarkan permintaan maaf secara resmi, memberikan ganti rugi kepada keluarga korban, menangkap pelaku dan mulai melakukan pembicaraan soal penangkapan ikan antara kedua pihak.

"Jika Filipina tidak bisa memenuhi empat tuntutan pihak kami hingga pukul 18.00 hari ini, pemerintahan kami akan mengambil sanksi kedua," cetus Lee.

Sebelumnya, otoritas penjaga pantai Filipina mengakui telah menembaki sebuah kapal nelayan Taiwan. Alasannya, kapal tersebut telah nyasar masuk ke wilayah perairan Filipina. Disebutkan bahwa para personel penjaga pantai Filipina telah melaksanakan tugas mereka dengan benar, guna menghentikan aktivitas penangkapan ikan ilegal.

Namun otoritas Taiwan bersikeras bahwa kesalahan ada di pihak Filipina. Disebutkan bahwa kapal nelayan tersebut tidak nyasar ke wilayah perairan Filipina seperti yang dituduhkan Manila.

(ita/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads