Jangan Lagi Ada Kebohongan

50 Tahun Integrasi Irian Barat ke NKRI

Jangan Lagi Ada Kebohongan

- detikNews
Selasa, 14 Mei 2013 15:06 WIB
(Foto: Hasan Al Habsy/detikcom)
Sorong - Suara Amelia Bless terdengar lantang ketika diberi kesempatan berbicara dalam forum diskusi yang digelar untuk memperingati 50 tahun kembalinya Irian Barat ke pangkuan Negara Kesatuan Republik Indonesia di Sorong, Rabu pekan lalu. Guru sejarah di SMA Negeri 3 Sorong itu dengan berapi-api dan lugas mengatakan, selama 50 tahun, orang Papua tidak sejahtera di atas tanah sendiri, yang memiliki sumber daya alam berlimpah-ruah.

Orang Papua, kata Amelia, tidak pernah merasa diberdayakan, terutama secara ekonomi.

“Kami hanya menjadi penonton di daerah kami. Sektor perekonomian pun dikuasai orang lain,” ujarnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lulusan Fakultas Pendidikan Sejarah Universitas Cenderawasih, Jayapura, itu melanjutkan, kondisi yang terjadi selama berpuluh-puluh tahun tersebut mau tidak mau memunculkan rasa kekecewaan yang menumpuk.

“Makanya di seluruh Papua tetap ada gelombang protes ketidakpuasan,” katanya.

Kekecewaan senada dan sama kerasnya dilontarkan kepala suku Yapen Waropen-Serui, Rudolf Yusuf Warinussy, di tempat yang sama. Menurut dia, ada akumulasi kemarahan yang dirasakan orang-orang Papua karena beragam ketidakadilan dan diskriminasi. Belum lagi berbagai macam tindak kekerasan dialami orang-orang Papua justru setelah Papua bergabung dengan Indonesia.

“Selesaikan kasus kekerasan yang terjadi, jangan lagi ada kebohongan kepada generasi muda Papua,” katanya.

Sementara itu, Ketua Dewan Perwakilan Daerah Irman Gusman, saat menjadi pembicara dalam forum tersebut, mengakui, akibat pembangunan yang bercorak sentralistik selama berpuluh-puluh tahun, lebih banyak kekayaan alam tanah Papua yang dikuras ketimbang yang dikembalikan untuk membangun daerah dan masyarakat Papua.

“Daerah ini justru terjerat dalam kemiskinan dan ketertinggalan. Ibarat ayam mati di lumbung padi, itik berenang di air kehausan,” ujarnya.

Tulisan ini sudah dimuat di Harian Detik edisi Senin, 13 Mei 2013.

(nwk/nwk)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads