Pria Asal Solo Ditangkap Densus 88, Keluarga Bingung

Pria Asal Solo Ditangkap Densus 88, Keluarga Bingung

- detikNews
Selasa, 14 Mei 2013 12:09 WIB
Ilustrasi/detikcom
Solo - Seorang warga Solo, Slamet Pilih Utomo (37) ditangkap Densus 88/Antiteror saat mengantar anaknya ke sekolah. Belum diketahui dugaan keterlibatan dia dalam tindak terorisme.

Kapolresta Surakarta, Kombes (Pol) Asdjimain, mengatakan Slamet ditangkap oleh tim Densus 88 pada Selasa (14/5/2013) pukul 06.30 WIB, tak jauh dari rumahnya di kampung Dipotrunan, Kelurahan Tipes, Solo.

"Dia (Slamet Pilih) ditangkap Densus 88 dan saat ini masih bersama tim yang menangkapnya. Keterlibatannya dalam yang mana, itu bukan kewenangan saya untuk menyampaikannya," ujar Asdjimain.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kakak kandung Slamet Pilih, Wiji Lestari, mengaku belum mengetahui keberadaan adiknya itu karena hingga saat ini belum ada pemberitahuan dari pihak manapun yang menyatakan telah menangkap Slamet Pilih. Yang pasti, kata Wiji, Pilih pagi tadi mengantar putri sulungnya ke sekolah. Saat mengantar, anak kedua Pilih yang masih kecil juga ikut diajak.

"Namun tak lama setelah itu, seorang perempuan mengantarkan pulang anak lelaku Pilih yang kecil. Perempuan itu hanya mengatakan mengantar anak itu pulang. Kami juga tidak tahu apakah dia polisi atau seorang ibu yang baik hati mengantar kemenakan laki-laki saya untuk pulang ke rumah. Hingga saat ini polisi atau pihak manapun belum menghubungi atau menemui kami terkait keberadaan Pilih," ujarnya.

Hal serupa juga dikatakan Supriyadi, ketua RT setempat. Dia mengatakan tidak ada pemberitahuan dari polisi terkait penangkapan Pilih.

Tentang siapa Slamet Pilih, Supriyadi mengatakan bahwa dia memang warga asli kampung Dipotrunan RT 04 RW 11, Kelurahan Tipes. Namun sejak 5 tahun terkahir, Pilih jarang mengikuti kegiatan kampung dan sering bepergian.

Rumah yang dihuni Pilih adalah rumah milik orangtuanya, yang hanya berjarak beberapa meter saja dari rumah orangtua Bayu Setiyono, terduga teroris kelompok Farhan. Bayu mengakui sebagai orang yang memboncengkan Farhan ketika melakukan serangan terhadap polisi dan aset-aset kepolisian di Solo pertengahan tahun 2012 lalu. Farhan ditembak mati polisi saat disergap, sedangkan Bayu berhasil ditangkap dalam kondisi hidup.

(mbr/try)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads