Menteri Luar Negeri Turki Ahmet Davutoglu menyebut serangan itu sebagai pelanggaran "garis merah" Turki. Dia pun mengingatkan, Ankara berhak mengambil langkah-langkah apapun untuk meresponsnya.
Pemerintah Suriah telah membantah keterlibatan dalam ledakan bom kembar di kota Reyhanli pada Sabtu, 11 Mei waktu setempat. Namun pemerintah Turki menyatakan telah menahan para tersangka yang telah mengaku atas dua ledakan bom mobil tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para tersangka tersebut merupakan anggota sebuah organisasi Marxis Turki, yang punya kaitan langsung dengan rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad. Namun pihak Damaskus menolak tudingan keterlibatannya dalam serangan bom itu.
"Suriah tidak melakukan dan tak akan pernah melakukan tindakan seperti itu karena nilai-nilai kami tak akan mengizinkan hal tersebut," tegas Menteri Informasi Suriah Omran al-Zohbi.
"Justru Erdogan (Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan-red) yang harus ditanyai tentang tindakan ini... Dia dan partainya memikul tanggung jawab langsung," cetusnya.
Selain menewaskan menewaskan 46 orang, dua ledakan bom mobil itu juga melukai sekitar 100 orang. Serangan bom ini menimbulkan kepanikan bagi warga kota Reyhanli yang berpenduduk sekitar 60 ribu jiwa itu.
(ita/nwk)