Hal tersebut disampaikan Menteri Luar Negeri (Menlu) Australia Bob Carr hari ini seperti dilansir kantor berita AFP, Kamis (2/5/2013).
"Kami tahu bahwa dia telah didakwa dengan dakwaan terkait terorisme, namun cuma itu yang disampaikan kepada kami saat ini," ujar
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami ingin menyelesaikannya lebih cepat. Ini sudah terlalu lama," ujar Carr pada konferensi di Sydney. "Saya tak akan berkomentar mengenai dia bersalah atau tidak -- kami tak bisa melakukan itu, namun kami bisa memberikan pendampingan pada dirinya," imbuh Carr.
Dikatakan Carr, bagaimanapun Shayden harus mematuhi hukum yang berlaku di Saudi. "Anda terikat pada hukum di mana Anda berada. Shayden telah memilih tinggal di sana selama 12 tahun dan hukum Arab Saudi berlaku atas dirinya atau orang-orang lain dalam posisinya," tegas Carr.
Menurut media Australian Broadcasting Corporation (ABC), adik laki-laki Shayden, Junaid Muhammed Thorne juga sempat ditahan selama beberapa bulan setelah memprotes penangkapan Shayden. Tetapi pemuda berumur 23 tahun itu telah dibebaskan beberapa waktu lalu.
Menurut Junaid, Shayden yang berasal dari Perth, Australia itu telah disiksa di penjara. "Ketika dia berhasil bertemu pengacaranya, dia mengatakan ya, dia dipukuli sangat parah, dia dicambuk dengan kabel -- banyak bentuk penyiksaan yang dialaminya," cetus Junaid pada ABC.
Ibu Shayden dan Junaid yang tinggal di Perth mencetuskan, pemerintah Australia tidak berbuat banyak untuk membebaskan putranya. Menurutnya, otoritas Saudi telah menahan putranya tanpa bukti.
(ita/nrl)