Kronologi ini dipaparkan Direktur Utama RS Persahabatan Dr Mohammad Syahril, Sp.P, MPH dalam jumpa pers di RS Persahabatan, Jalan Raya Persahabatan, Rawamangun, Jakarta Timur, Rabu (24/4/2013). Syahril didampingi Ketua Komite Medik RSUP Persahabatan Dr Moch Iqbal, Sp.OG dan Kepala Bagian Pelayanan Medis RSUP Persahabatan Dr Zubaidan Elvia, MPH.
Berikut kronologi selengkapnya:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ibu Anna datang ke poliklinik Bedah Onkologi karena ada benjolan di leher sejak 3 tahun lalu dan keluhan sakit menelan. Kemudian dilakukan pemeriksaan oleh dokter BHS. Pasien didiagnosis Struma Multinodosa Non Toksika. Kemudian direncanakan tindakan operasi yang terencana.
Dokter BHS sudah memberi penjelasan kepada keluarga dan operasi yang dilakukan. Di 'informed consent' (persetujuan tindakan medis) itu, dokter juga sudah menjelaskan efek samping atau risiko setelah dilakukan operasi sehingga keluarga tahu. Kemudian ditawarkan oleh dokter bedah kami:
1. Operasi dilakukan 1 tahap. Operasi dengan mengangkat benjolan dan tumornya langsung diperiksa laboratorium Patologi Anatomi untuk menentukan jinak atau ganas. Apabila hasilnya jinak, maka operasi selesai. Jika ganas, diambil semua jaringan tiroidnya.
2. Operasi dilakukan 2 tahap. Diambil tumor, dikirim ke laboratorium, menunggu seminggu. Apabila hasilnya jinak, maka selesai. Jika ganas, akaan dilakukan operasi tahap kedua untuk diangkat semua kelenjar tiroidnya.
Keluarga memlilih opsi 1.
Minggu, 10 Maret 2013
Pasien Anna Marlina masuk ruang rawat inap
Senin, 11 Maret 2013
Dilakukan operasi pengangkatan tumor 1 tahap sesuai perjanjian rumah sakit dengan hasilnya Karsinoma Papiler Thyroid, artinya ganas. Maka dilakukan pengangkatan seluruh tiroidnya.
Rabu, 13 Maret 2013
Dilakukan operasi ulang karena diduga ada pembengkakan leher. Setelah dioperasi ada kebocoran di saluran makanan diduga karena proses keganasan dari tiroid.
13-22 Maret 2013
Dirawat di ICU, mendapat perawatan intensif. Diadakan pertemuan tim medis, pada pertemuan tersebut dijelaskan diagnosis kondisi pasien dan upaya selanjutnya. Selama perawatan, kondisi pasien stabil.
Pada 22 Maret, direkomendasikan ke ruang perawatan karena sudah dilepas intubasinya (intubasi=pipa jalan nafas buatan ke dalam trachea melalui mulut, red)
Sabtu, 23 Maret 2013
Terjadi penurunan kondisi pasien dan kemudian pasien dilarikan ke ICU kembali. Pukul 13:45 pasien tidak tertolong dan meninggal dunia.
(nwk/nrl)