Beberapa waktu lalu Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar mewacanakan mencapreskan Rhoma Irama. Oleh banyak kalangan, PKB dianggap nebeng popularitas Rhoma.
Bak gayung bersambut, sejumlah lembaga survei mengumumkan hasil survei dengan menempatkan Rhoma Irama di jajaran teratas capres paling dikenal masyrakat. Namun semakin besar namanya sebagai capres, Rhoma justru pelan-pelan mundur dari panggung politik dan memilih menahan diri. Apakah Rhoma sadar dijadikan jualan partai politik?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Anggota Lembaga Pemenangan Pemilu PKB, Irwan Suhanto, tak memungkiri memasukkan nama Rhoma dalam bakal caleg adalah harapan beasr PKB. Karena Rhoma dipandang bisa menjadi mesin pendulang suara.
"Rhoma Irama dan Ridho Irama masuk daftar caleg PKB. InsyaAllah menjadi caleg yang kita usulkan ke KPU kalau tidak ada hambatan, beliau berdua sedang mempersiapkan pendaftaran di KPU," kata Irwan Suhanto, kepada detikcom, Jumat (19/4/2013).
Namun Sekjen PKB Imam Nachrowi mengungkap komunikasi dengan Rhoma belum final. Entah itu sebagai capres maupun sebagai caleg. Apakah benar kali ini PKB kembali bermanuver menunggangi popularitas Rhoma?
Yang jelas partai asal Rhoma Irama, PPP, menegaskan Rhoma tak menerima tawaran menjadi caleg. Rhoma ingin tetap netral selama berprofesi sebagai artis dangdut nomor wahid di Indonesia.
"Saya tidak pernah mendengar Rhoma bersedia untuk dicalegkan, saya dengar justru sebagai artis dia merasa lebih nyaman tetap netral," kata Sekjen PPP M Romahurmuziy saat dihubungi terpisah.
(van/nrl)