Awang didampingi Kepala Dinas Pendidikan Kaltim Musahrim dan sejumlah rombongan mengecek UN di SMAN 1. Di sana, ia memasuki sedikitnya 5 kelas.
Peserta yang tengah konsentrasi mengerjakan mata pelajaran Matematika terlihat menoleh ke pintu ruangan saat rombongan gubernur datang. Dua pengawas hanya melongo menyaksikan kejadian itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Masih di SMAN 1, Ketua Panitia UN SMAN 1 Samarinda Ani Widayati menerangkan, bahwa larangan untuk memasuki ruangan selain pengawas sudah dipajang di sekolah.
"Isinya dilarang masuk ke ruang ujian selain pengawas ujian. Kalau (masuk ke ruangan) di tengah-tengah, mungkin mengganggu. Jadi kami bersyukur datangnya (Gubernur Kaltim), menjelang akhir 5 menit sebelum waktu ujian berakhir," kata Ani.
Usai mengecek sejumlah sekolah, Awang menyebut pelaksanaan UN di Kaltim lancar. Berdasarkan laporan yang diterimanya, hampir seluruh kabupaten dan kota melaksanakan UN. Kekurangan naskah soal diatasi dengan cara memfotokopi.
"Seperti tadi malam saya saksikan di Balikpapan, kita bisa atasi kekurangan-kekurangan soal. Cuma, masalahnya memang pelik sekali," ujar Awang.
Awang menjelaskan, di dalam 1 amplop soalnya berbeda sehingga panitia harus ekstra hati-hati agar tidak ada kesalahan dalam penggandaan soal. Petugas penggandaan soal diberikan surat tugas dan identitas mereka. Mereka bekerja hingga pukul 00.30 WITA di Balikpapan.
Ada kendala di Kabupaten Nunukan, tapi sudah diatasi dengan cara memfotokopi naskah soal di kota Tarakan. Akhirnya, kopian soal dibawa ke Nunukan via udara dengan pesawat perintis.
"Meski tertunda ketepatan waktu pelaksanaan tapi hari ini semua terlaksana," klaim Awang.
Meski begitu, Awang tetap melontarkan kritik kepada Kementerian Pendidikan Nasional. Menurut dia, di Kaltim yang memiliki banyak daerah pedalaman di Kabupaten serta yang berbatasan dengan negara tetangga, Malaysia.
"Nah, bagaimana kita menyelenggarakan Ujian Nasional kalau soalnya tidak ada, naskahnya belum sampai, naskahnya tidak cukup. Oleh karena itu, saya mengambil keputusan kemarin, saya menunda digelar hari ini," sebutnya.
"Setelah saya berbicara dengan Pak Menteri (M Nuh) melalui telepon, Pak Menteri dapat memahami. Saya beri jaminan pada hari ini, sudah bisa terlaksana. Yang tertunda Kamis (18/4/2013), dilaksanakan Kamis (25/4/2013) mendatang," jelasnya.
Ke depan, Awang berharap masalah percetakan dan distribusi akan lebih baik diserahkan ke pemerintah daerah. "Soal kerahasiaan negara, pasti akan dijaga," jelasnya.
Kepala Dinas Pendidikan Kaltim Musahrim menambahkan, sejumlah daerah di Kaltim seperti Nunukan, PPU, Samarinda, Kukar, Bulungan, Tana Tidung dan Malinau, telah melaporkan melaksanakan UN. Dia memastikan tidak ada terjadi kebocoran soal UN karena penggandaan soal melalui fotokopi.
"Tidak, tidak ada kebocoran soal. Penggandaan dilakukan dengan pengawasan kepolisian dan tim independen," tegas Musahrim.
(try/try)