Aksi para mahasiswa ini sudah dimulai sejak siang sekitar pukul 13.00 WIB. Mereka membuka tenda yang dibangun dengan membentangkan terpal selebar sekitar 3x5 meter di atas 4 kayu penyangga. Aksi ini dilakukan di depan kantor Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta.
"Harga BBM tidak layak naik karena harga minyak dunia turun. Kebijakan untuk menaikkan ini kan karena ada APBN yang bocor, padahal kebocoran lebih besar karena kasus korupsi seperti Century, Hambalang dan lainnya," kata Humas Aksi, Dwi saat ditemui di depan kantor LBH Jakarta, Jalan Dipenogoro Jakpus, Rabu (10/4/2013).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam aksi itu 3 orang mahasiswa dari Universitas Satya Negara menjahit mulutnya sambil tertidur di bawah tenda yang mereka buat, sementara sekitar 4 orang lainnya hanya menemani dan 10 orang lain berada di dalam kantor LBH.
"Kita akan bertahan selama mungkin, nanti kita juga coba undang kampus lain untuk konsolidasi merapat menolak harga BBM ini secara bersama-sama sebagai media konsolidasi perlawanan," lanjut Dwi soal rencana selanjutnya.
Saat ditanya mengapa menggelar aksi di depan LBH, Dwi menjawab karena ia dan rekan-rekannya bisa meminta bantuan LBH jika ada aparat yang tak setuju dengan aksi mereka.
"Kalau ada aparat yang ingin bubarkan aksi ini, kita akan minta bantuan LBH kalau terjadi apa-apa," kata Dwi.
(bal/ndr)