Warga melakukan orasi, mengumpulkan koin untuk anggota Kopassus Serka Heru Santosa dan Sertu Sriyono, dan doa untuk Serka Heru Santosa yang meninggal menjadi korban premanisme. Koin yang terkumpul nantinya akan diserahkan kepada keluarga korban. Mereka juga menggelar aksi long march dari perempatan Tugu menuju patung Jenderal Sudirman di halaman DPRD DIY.
"Preman harus diberantas di Yogya maupun di seluruh Indonesia. Maraknya premanisme selama ini karena lemahnya penegakan hukum," kata Rendra, saat menyampaikan orasinya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Koordinator aksi, Hutomo mengatakan, warga berharap hukum ditegakkan sehingga preman tidak berkeliaran bebas. Yogyakarta harus tetap damai adalah tekad semua warga.
"Yogya adalah kota budaya, bukan tempat para preman. Kalau cuma mau jadi preman, jangan ke Yogya,"katanya.
Aksi kemudian dilanjutkan long march ke DPRD DIY di Jl Malioboro dengan membawa foto Sertu Heru Santosa dan membentangkan bendera Merah Putih ukuran besar. Warga juga membentangkan berbagai spanduk yang antara lain bertuliskan,"Rakyat-TNI Bersatu Berantas Preman dan Preman Berkedok Agama," "Terimakasih Kopassus, Yogya Aman Preman Meninggal," "Preman Itu Pengecut Yang Tak Berperasaan," dan lain-lain.
(nrl/nrl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini