"Cuma masalahnya semua cara seperti pembatasan kendaraan, hanya solusi sementara. Hal terpenting yang perlu diwujudkan adalah transportasi yang baik, di mana dapat memenuhi seluruh kebutuhan warga, kecepatan waktu sampai, kenyamanan dan kalau mau bus way disempurnakan," ujar Pakar Tata Kota Universitas Indonesia Danang Priatmodjo, saat dikonfirmasi detikcom, Minggu (31/3/2013).
Danang menjelaskan apabila sistem ERP dijalankan, kemungkinan jumlah kendaraan pribadi akan berkurang. dibandingkan apabila diberlakukan sistem ganjil-genap dimana warga bisa mengakalinya dengan cara menambah mobil baru dengan plat nomor yang berbeda. Tentunya ERP dianggap solusi yang paling baik untuk mengatasi kemacetan di DKI Jakarta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Danang menuturkan selain pengadaan bus way, jalur (Mass Rapid Transit) MRT harus secepatnya dibangun. Karena DKI Jakarta sudah sangat tertinggal dibandingkan dengan kota-kota besar di dunia yang sudah memiliki MRT. Untuk itu, Danang lebih yakin pengurangan kemacetan lebih tepat jika sistem transportasi umum diperbaiki dan diberi kenyamanan.
"Saya bilang ibu kota kita terbelakang, masih mengandalkan lalu lintas dipermukaan jalan dengan jumlah masyarakat yang banyak. kalau ini dibiarkan suatu saat akan colapse. Lalu karena banyak pemborosan waktu ke tempat kerja, kerugian yang cukup besar banyak orang stress," ucapnya.
(ndu/rvk)