Total 19 turis tewas dalam musibah yang terjadi Selasa, 26 Februari kemarin itu. Di antara para korban termasuk seorang wanita yang sedang hamil.
Menurut saksi-saksi mata seperti dilansir Telegraph, Rabu (27/3/2013), saat balon udara itu tengah mengudara di atas wilayah kota kuno terkenal Mesir, Luxor, api tiba-tiba berkobar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Beberapa penumpang melompat dari balon ketika masih bergerak, masih terbakar. Mereka jatuh ke ladang tebu," ujar Abubakr Mohammed Ezz, pilot balon udara lainnya yang berada dekat lokasi saat kejadian.
Namun delapan orang yang melompat dari atas ketinggian 1.000 kaki itu tak bernasib mujur. Mereka tewas setelah tubuh mereka menghempas bumi. Hanya pilot dan seorang penumpang pria yang juga melompat, berhasil selamat dalam insiden ini.
Atas kejadian ini, perusahaan Sky Cruise yang mengoperasikan balon udara tersebut saat ini tengah diperiksa. "Tidak benar kami tidak memperhatikan keselamatan," ujar Mohammed Ahmed, staf marketing perusahaan itu.
"Ada komite dari kementerian yang memeriksa balon-balon kami dua pekan lalu. Lisensi kami valid," tegasnya.
Namun kepala Dewan Pariwisata Luxor, Mohammed Osman menuding Kementerian Aviasi Sipil Mesir telah kendur dalam pemeriksaan standar sejak tahun 2010, khususnya sejak revolusi Mesir yang menggulingkan Presiden Hosni Mubarak.
Penerbangan balon udara di Mesir pernah dihentikan pada tahun 2009-2010 sementara prosedur keselamatan diperketat.
(ita/nrl)